Sorgum, Biji-bijian yang 'Terlupakan' untuk Pakan Unggas

Tanaman sorgum di Kecamatan Toapaya, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Antara/Nikolas Panama)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Jumat, 5 Agustus 2022 | 17:30 WIB

Sariagri - Hingga saat ini jagung masih menjadi penggerak utama pasar biji-bijian di seluruh dunia untuk bahan pakan ternak, termasuk unggas. Padahal, ada produk biji-bijian lain yang juga berkualitas, yakni sorgum.  

Hanya di negara-negara tertentu, seperti Meksiko, sorgum atau milo, masih memiliki peran dalam industri pakan, itupun prosentasenya terus menurun. Dulu, biji-bijian tersebut dominan untuk pakan unggas, namun sekarang hanya tinggal 23% dari pakan biji-bijian lain.

Menurut analis di Grupo Consultor De Mercados Agrícolas (GCMA), perkiraan produksi sorgum di seluruh dunia 2022/2023 akan mencapai 62,4 juta MT (Metrik Ton), hanya 105.000 MT di atas panen 2021/22. Hal ini disebabkan oleh kombinasi panen AS yang lebih rendah dan produksi yang lebih tinggi di Sudan, demikian dilansir wattagnet.com.

China merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap permintaan global, dengan volume mencapai 86% dari perdagangan dunia atau sebanyak 9,5 juta MT. Sementara perspektif untuk perdagangan global adalah 11 juta MT atau 11% lebih rendah dari ekspor tahun lalu.

Analis GCMA mengatakan bahwa konsumsi dunia diperkirakan sebesar 62,9 juta MT atau meningkat 1,9% dibandingkan dengan masa panen sebelumnya. Peningkatan ini disebabkan oleh permintaan yang lebih tinggi dari Sudan, Meksiko, dan Nigeria.

Di Amerika Latin, hanya Meksiko dan Argentina yang memproduksi sorgum cukup besa, yakni masing-masing 4,9 juta MT dan 2,3 juta MT untuk tahun 2022/23.

Akan tetapi Meksiko masih mengimpor 200.000 MT sorghum dari AS, sedangkan impor milo Meksiko dari AS berfluktuasi dengan tren penurunan dalam lima tahun terakhir.


Salah satu keuntungan budidaya sorgum adalah bahwa tanaman ini tahan terhadap minimnya irigasi. Ia juga memiliki nilai gizi antara 90% sampai 100% (rata-rata 96%), kondisi ini lebih baik dibandingkan dengan jagung.

Ada satu keuntungan lagi yakni, sorgum tidak atau setidaknya belum digunakan sebagai sumber makanan yang umum bagi manusia, sehingga jika dibudidayakan untuk pakan ternak, tidak akan ada persaingan dengan konsumsi manusia. Setidaknya ini terjadi untuk Meksiko dan negara-negara Amerika Latin lainnya.

Baca Juga: Sorgum, Biji-bijian yang 'Terlupakan' untuk Pakan Unggas
Tahan Terhadap Kekeringan, Sorgum Solusi Pakan Ternak - Berita Peternakan



Sebaliknya, persaingan konsumsi untuk hewan dan manusia terjadi pada jagung, meskipun jagung putih yang digunakan untuk konsumsi manusia tidak secara teratur digunakan untuk pakan ternak.

Dengan berbagai keuntunggan sorghum dibandingkan dengan jagung, mungkin ada baiknya untuk meninjau kembali penggunaan sorgum untuk pakan ternak.