Kekeringan di AS Buat Keberadaan Tomat dan Produk Turunannya Langka

Ilustrasi tomat. (Pixabay)

Editor: Putri - Minggu, 14 Agustus 2022 | 16:30 WIB

Sariagri - California, Amerika Serikat (AS), memimpin dunia dalam hal produksi tomat dan produk turunannya. Tomat olahan menjadi makanan kaleng dan ditambahkan dalam makanan populer seperti spageti.

Mengutip Straits Times, Minggu (14/8/2022), saat ini AS mengalami kekeringan terburuk dalam 1.200 tahun. Hal tersebut membuat petani bergulat dengan krisis air yang merusak tanaman, mengancam tomat dan berbagai produknya memiliki harga yang tinggi.

"Kami sangat membutuhkan hujan," Kepala Asosiasi Petani Tomat California Mike Montna, dalam sebuah wawancara.
"Kami sampai pada titik di mana kami tidak memiliki persediaan yang tersisa untuk terus memenuhi permintaan pasar," tambahnya.

Kekurangan air menyusutkan produksi tomat di wilayah yang bertanggung jawab atas seperempat dari produksi dunia. Tidak hanya memengaruhi harga tomat utuh, hal tersebut juga memengaruhi harga produk berbasis tomat.

Dengan prakiraan perubahan iklim California yang memprediksi kondisi yang lebih panas dan lebih kering, prospek petani tomat menjadi tidak pasti.

"Sangat sulit untuk menanam tomat saat ini," kata Montna.

"Di satu sisi Anda mengalami kekeringan yang berdampak pada biaya karena Anda tidak memiliki cukup air untuk menumbuhkan tomat. Kemudian Anda mengalami inflasi pertanian, dengan biaya bahan bakar dan pupuk yang melonjak," tambahnya.

Pembatasan penggunaan air tanah di California dan melonjaknya biaya tenaga kerja, bahan bakar dan pupuk menyebabkan sakit kepala bagi produsen seperti Woolf Farming.

Petani dan pengolah yang berbasis di Fresno County menghabiskan biaya sekitar 4.800 dolar AS per hektare untuk menanam dan memanen tomat saat ini. Dibandingkan dengan 2.800 dolar AS pada satu dekade lalu, menurut Rick Blankenship, wakil presiden operasi pertanian.

"Kekeringan dan suhu tinggi menciptakan masalah di mana tomat sangat panas sehingga ukurannya tidak sesuai. Jadi Anda memiliki banyak tanaman tomat yang tumbuh, tetapi ukurannya kecil," jelas Blakenship.

Terbatasnya persediaan air juga menyebabkan pergantian tanaman oleh para petani. Para petani mencoba ingin mengukur komoditas apa yang akan memberikan hasil terbesar dan membutuhkan sedikit air.

Baca Juga: Kekeringan di AS Buat Keberadaan Tomat dan Produk Turunannya Langka
'Ratu Benih' Palestina Bawa Labu Yakteen ke Tanah Pertanian Amerika

Suhu tinggi akan menyusutkan pasokan tomat di wilayah-wilayah utama dalam beberapa dekade mendatang. AS, Italia, dan Cina diperkirakan akan mengalami penurunan stok tomat 6 persen pada 2050, menurut sebuah studi akademis yang diterbitkan di Nature Food.

Meningkatnya panas dan kekeringan dapat membuat California dan Italia sulit untuk mempertahankan produksi tomat saat ini, kata laporan bulan Juni.