9 Langkah dalam Budidaya Labu Siam, Mulai dari Benih Sampai Proses Panen
Penulis: Tanti Malasari, Editor: Dera - Minggu, 16 Oktober 2022 | 09:00 WIB
Sariagri - Labu siam adalah salah satu jenis sayuran yang tumbuh merambat. Sayuran ini banyak dikonsumsi menjadi berbagai macam olahan, ataupun hanya sebagai lalapan.
Sesuai namanya, labu siam masih tergolong dalam keluarga labu-labuan dan berkerabat dekat dengan labu kuning, melon dan blewah. Namun yang membedakannya dengan jenis labu lain adalah ukurannya. Meski begitu, labu siam tetap menjadi sayuran favorit masyarakat Indonesia.
Cara budidaya labu siam
Jika kamu tertarik untuk membudidayakan labu siam di rumah, caranya sangat mudah. Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan ketika ingin budidaya labu siam.
1. Pengolahan tanah
Langkah pertama sebelum memulai budidaya labu siam, adalah menyiapkan tanahnya. Lakukan pengolahan tanah dengan cara membalik tanah dan menyeimbangkan unsur haranya. Adapun caranya yaitu dengan menambahkan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1.
Jika sudah, selanjutnya buat lubang untuk drainase guna mencegah genangan air yang bisa membuat tanaman labu siam menjadi busuk. Selain itu, sediakan para-para dari kayu atau bambu setinggi 2 meter dengan lebar dan panjang yang sesuai dengan luas lahan.
2. Sediakan anyaman dan beri jarak lubang
Setelah itu, jangan lupa untuk memberikan anyaman bambu atau ramraman kawat, pada bagian atasnya agar labu siam dapat menjalar dengan sempurna dan mampu menahan buah labu siam ketika tumbuh besar.
Selanjutnya, buat lubang tanam berukuran 40×40 cm dengan kedalaman 20 cm. Jangan lupa juga untuk mengatur jarak lubang tanam 3×5 meter. Usahakan juga kerapatan tanaman antara 1200–1500 tanaman per hektar lahan.
3. Pembibitan
Tanaman merambat seperti labu siam dapat diperbanyak melalui biji yang terdapat di dalam buah. Apabila biji labu siam di tempatkan pada kondisi yang lembab, maka biji dapat berkecambah dan muncul tunas.
Dengan begitu, benih sudah siap ditanam. Namun usahakan menunggu tunas ketika sudah berukuran 30 cm, untuk memaksimalkan pertumbuhan.
4. Penanaman
Selanjutnya untuk memulai budidaya labu siam, kamu bisa memasukkan 2–3 benih ke dalam lubang tanam yang sudah disiapkan sebelumnya. Kemudian tutup kembali lubang dengan tanah. Jangan lupa juga untuk membasahi dengan sedikit air, agar tanah tetap lembab.
5. Pemeliharaan
Agar tanaman tetap terpelihara, jangan lupa untuk menjaga areal tanam. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan tanaman dari serangan hama, penyakit, dan gulma/rumput liar.
Lakukan pengontrolan pada bambu atau para-para apakah masih tetap kokoh untuk dijadikan sebagai media rambat labu siam. Jika sudah rapuh, sebaiknya segera ganti dengan kayu atau bambu yang cukup kuat.
6. Penyulaman
Jika ada tanaman yang mati atau tidak tumbuh baik segera lakukan penyulaman dengan bibit baru yang memiliki umur sama.
Proses penyulaman ini bisa dilakukan setelah 1 minggu setelah tanam.
7. Penyiangan
Ketika tanaman sudah mulai merambat/menjalar, pastikan untuk melakukan penyiangan pada tahap lanjutan. Hal ini bertujuan agar tanaman dapat berbuah dengan maksimal.
Apabila sulur sudah terlihat, rambatkan sulur pada para-para dengan benar. Hal ini dilakukan agar saat mulai berbuah nanti dapat menyanggah beban buah sehingga pohon tidak rusak dan patah.
8. Pemangkasan
Setelah tanaman berumur 3–6 minggu, lakukan pemangkasan pada cabang agar tunas bisa rimbun dan menyebar dengan baik. Selain itu pemangkasan juga membuat buah tumbuh menjadi merata dan sempurna.
Tak lupa juga lakukan pemotongan pada ujung cabang yang sudah tua atau tidak tumbuh. Tujuannya agar tunas-tunas dan pucuk baru dapat tumbuh..
Baca Juga: 9 Langkah dalam Budidaya Labu Siam, Mulai dari Benih Sampai Proses PanenMiliki Banyak Nutrisi, Begini Cara Budi Daya Labu Siam
9. Pemanenan
Umumnya, labu siam yang siap dipanen saat berumur 3–5 bulan setelah masa tanam. Proses pemanenan ini dilakukan dengan memotong tangkainya menggunakan pisau atau gunting tajam.
Dalam setiap minggunya, panen berikutnya bisa dilakukan dengan masa produktif sampai usia 3–4 tahun masa tanam. Jika sudah melewati masa produktifnya, jangan lupa lakukan pembaruan pada tanaman.