Dijuluki Superfood, Daun Kelor Dinilai Bisa Atasi Stunting

Ilustrasi daun kelor (Pixabay)

Editor: Dera - Rabu, 7 Desember 2022 | 19:15 WIB

Sariagri - Stunting masih jadi permasalahan yang belum bisa diatasi sepenuhnya, dan salah satu provinsi dengan angka prevalensi stunting tinggi adalah Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Ketua Komisi IX DPR RI, Felly Estelita Runtuwene menilai adanya perbedaan yang signifikan antara prevalensi stunting proyeksi nasional dengan kondisi riil yang ditemukan di lapangan. Menurutnya, kasus stunting masih sering ditemukan di berbagai daerah.

"Karena itu, dibutuhkan penanganan multisektor dalam mengatasi stunting," ungkap Felly saat Komisi IX DPR menerima audiensi Tim Moringa Provinsi NTT, di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu

Guna mengatasi hal tersebut, pihaknya pun mendukung pemanfaatan daun kelor (marungga) dalam mengatasi stunting. Menurutnya, selain mudah tumbuh dan bisa ditanam di halaman rumah, tanaman dengan nama latin Moringa Oleifera itu sangat bermanfaat.

"Khasiat daun kelor atau yang biasa dijuluki Superfood ini tidak perlu diragukan lagi. Bahkan WHO pun mengeluarkan kajian tentang marungga sebagai salah satu sumber alternatif untuk mengatasi malnutrisi," ungkapnya, seperti dilansir dari laman resmi NasDem. 

Sebelumnya, disampaikan bahwa Marungga NTT dapat menjadi alternatif solusi dalam penanganan stunting dan telah dibuktikan dari beberapa penelitian bahwa pemberian serbuk marungga mampu meningkatkan berat dan status gizi. Selain itu, Marungga NTT merupakan yang terbaik di dunia setelah Spanyol.

Baca Juga: Dijuluki Superfood, Daun Kelor Dinilai Bisa Atasi Stunting
Mantab! Kelor Bakal Dikukuhkan sebagai Pangan Nasional Atasi Stunting

Dengan memberikan serbuk Marungga NTT dalam penanganan stunting, juga berdampak peningkatan ekonomi bagi masyarakat secara kelompok maupun perorangan di Provinsi NTT.

Tim Moringa juga mengusulkan agar Marungga NTT dapat dimasukkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) untuk menjadi salah satu unsur tambahan olahan pangan pada menu PMT (pemberian makanan tambahan) baik bagi balita maupun ibu hamil.