Niu Tong, Sosok di Balik Majunya Pertanian di Pegunungan Fuping Cina

Ilustrasi buah persik dicuri. (Pixabay)

Editor: Dera - Senin, 12 Desember 2022 | 06:00 WIB

Terletak di Desa Wuzhangwan, Kabupaten Fuping, Provinsi Hebei, Cina utara, kebun buah persik milik Niu Tong merupakan zona pintar modern yang dilengkapi dengan teknologi pertanian digital.

Niu Tong mengaku langkah yang diambilnya tiga tahun lalu untuk mulai bisnis penanaman buah persik merupakan keputusan yang tepat. 

Pada tahun 2018, ayah Niu mengontrak lebih dari 5.000 mu atau sekitar 333 hektare ladang pegunungan di Fuping. Dia membawa Niu ke sana dan memberitahunya bahwa ladang itu dulunya tandus. Seperti diketahui, Kabupaten Fuping berada di daerah terdalam di Pegunungan Taihang. Luas pertanian pegunungan di kabupaten tersebut adalah 3,26 juta mu (217.333 hektare). Wilayah itu pernah menjadi kabupaten yang dilanda kemiskinan.

Pada tahun 2019, Niu lulus dengan gelar master di Australia dan memutuskan untuk berpartisipasi dalam pekerjaan pengentasan kemiskinan di Fuping dengan membantu ayahnya.

Niu Tong bertekad membangun sistem manajemen produksi pertanian yang cerdas dengan memanfaatkan pengetahuannya tentang komputer, data besar, dan Internet of Things.

Dia menggunakan teknologi cloud-platform untuk menghubungkan peralatan penginderaan multi-terminal dan peralatan pemantauan untuk mewujudkan pengunggahan dan pengumpulan data produksi pertanian.

Sensor meteorologi dapat menunjukkan suhu, kelembaban, tenaga angin, dan indikator tanah di kebun secara real-time. Teknologi irigasi terintegrasi memungkinkan penyiraman dan pemupukan diselesaikan melalui pengoperasian ponsel.

“Sistem pemantauan HD di taman, yang dapat memperbesar objek hingga 20 kali, memungkinkan saya duduk di kantor untuk melihat setiap pohon di taman,” kata Niu, seperti dikutip Xinhua.

Dahulu, mengandalkan tenaga kerja untuk mengatur jumlah air dan pupuk cenderung tidak akurat. Saat ini, berkat sistem pertanian cerdas, banyak nilai numerik dikontrol secara akurat oleh teknologi digital sehingga meningkatkan kualitas persik kuning.

Guna membangun sistem Internet of Things, dia mengajak tiga teman sekelasnya di Australia untuk bergabung dengannya. Niu memberi tahu teman-temannya bahwa bertani itu sulit dan mereka harus menanggung kesepian untuk berhasil.

Kemudian, empat pemuda perantauan tersebut memulai bisnis mereka di desa pegunungan. Selain membangun kebun buah modern, Niu juga memimpin timnya untuk menggabungkan penjualan buah tradisional dengan internet dan gerai retail baru untuk mencari jalan keluar penjualan buah di daerah pegunungan.

Dalam pandangan Niu, menggunakan pertanian modern untuk mengurangi biaya produksi hanyalah langkah pertama, dan menjual buah dengan baik adalah langkah yang lebih signifikan.

Dulu, para petani tidak tahu tentang e-commerce. Niu membentuk tim penjualan di Fuping dan Beijing, serta mendaftarkan merek dagang, membuat merek, mendirikan toko online, membuka saluran offline, dan membuka toko untuk menjual buah Fuping ke seluruh penjuru negeri.

Buah persik kuning dari kebun Niu laris manis di Hema Fresh, supermarket hasil bumi segar di Beijing. Hampir 50.000 kg buah persik terjual habis dalam satu bulan.

Perkebunan miliknya juga telah membantu lebih dari 500 rumah tangga di Fuping, dengan rata-rata peningkatan pendapatan tahunan lebih dari 25.000 yuan atau sekitar Rp56 juta.

Baca Juga: Niu Tong, Sosok di Balik Majunya Pertanian di Pegunungan Fuping Cina
Produksi Zaitun di Negara Ini Cetak Rekor, Capai 2,94 Juta Ton

Dalam beberapa tahun terakhir, Kabupaten Fuping telah mengembangkan enam industri besar, termasuk jamur modern yang dapat dimakan, buah-buahan alpine, obat-obatan Cina, pertanian skala besar, industri rumahan, dan ekowisata.

Niu mengatakan momen paling bahagianya adalah mengedukasi masyarakat tentang Kabupaten Fuping dan buah-buahan di daerah pegunungan melalui usahanya. Dia berharap lebih banyak anak muda yang bercita-cita tinggi dapat menjadi petani baru dan menyumbangkan kekuatan mereka untuk revitalisasi pedesaan.