Inovatif, 2 Petani Lansia Ini Sukses Kembangkan Pertanian Modern

Ilustrasi kebun kiwi. (pixabay)

Editor: Dera - Jumat, 23 Desember 2022 | 08:30 WIB

Sariagri - Saat para petani di Kashmir, India beralih ke kebun apel, dua petani lanjut usia justru menunjukkan praktik pertanian inovatif dalam menanam tanaman komersial.

Pakar pertanian mengatakan pertanian tanaman komersial inovatif dapat membawa perubahan besar pada sektor pertanian Kashmir.

Petani bernama Abdul Ahad Wani, telah lama menanam 'Nadru' (batang teratai) di lahan basahnya di pinggiran Kota Srinagar. Batang teratai yang dapat dimakan tersebut hanya ditanam di danau Dal dan Mansbal yang terkenal di Kashmir. Namun, Wani menanamnya di tanah basah di daerah perbukitan Khonmoh, yang terletak di daerah dataran tinggi di sabuk Pampore yang terkenal dengan kunyit.

Wani mengatakan ide inovatif menanam Nadru di lahannya muncul ketika tanaman padi dan jagung gagal tumbuh karena lahannya selalu tergenang air.

“Saya berkonsultasi dengan para ahli yang menyarankan saya untuk mencoba menanam nadru. Syukurlah, percobaan saya sukses. Hasil panen saya siap dijual di pasar,” ujarnya, seperti dikutip Siasat Daily.

Wani berharap dapat menghasilkan lebih dari 10 kuintal nadru dari satu Kanal tanah. “Saya akan bereksperimen dengan chestnut sekarang,” katanya.

Wani menggali sumur tabung untuk menjaga ketersediaan air karena daerahnya tidak memiliki fasilitas irigasi. Dia berencana menjual produknya dengan harga Rs 150 atau sekitar Rp28.228 per kg di pasar lokal, harga yang tidak dapat dicapai oleh padi atau jagung.

Pertanian Kiwi

Petani inovatif lainnya adalah Bashir Ahmad War dari Kota Sopore, yang menanam kiwi di tanahnya. Gagasan menanam kiwi di kota apel Sopore muncul ketika dia mengunjungi Kota Shimla beberapa tahun lalu.

Sopore merupakan ibu kota apel Jammu dan Kashmir, di mana semua pemilik tanah menanam apel. Namun, War membudidayakan kiwi yang memberinya lebih banyak uang daripada apel.

Dia mengatakan bahwa menanam apel membutuhkan lebih banyak pekerjaan manual dan pestisida sehingga menambah beban petani saat pasar sedang merosot.

“Kiwi menggunakan lebih sedikit pestisida dan tenaga kerja, jadi petani bisa mendapatkan lebih banyak uang dari hasil panen ini,” jelasnya.

Baca Juga: Inovatif, 2 Petani Lansia Ini Sukses Kembangkan Pertanian Modern
Niu Tong, Sosok di Balik Majunya Pertanian di Pegunungan Fuping Cina

Direktur Pertanian Kashmir, Choudhary Iqbal, menyebut War dan Wani adalah penentu tren di sektor pertanian Kashmir dan berani mencoba praktik baru.

“Departemen Pertanian selalu mendorong petani seperti itu dan kami siap memfasilitasi penanaman tanaman komersial daripada praktik tradisional lama,” katanya.

Menurutnya, praktik pertanian modern dan inovatif akan mengurangi beban petani terkait pestisida dan tenaga kerja.