Kisah Sari Geluti Hidroponik Sayuran dengan Omzet Jutaan Rupiah

Yunika Sari Putri, petani hidroponik asal Sumatera Selatan (Istimewa)

Penulis: Rashif Usman, Editor: Dera - Kamis, 29 Desember 2022 | 20:30 WIB

Sariagri - Berawal dari kegemarannya makan sayuran, wanita asal Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan bernama Yunika Sari Putri berhasil mengembangkan pertanian hidroponik untuk jenis tanaman sayuran.

Wanita yang akrab disapa Sari itu, kini memiliki kurang lebih 1.000 lubang tanam sayuran hidroponik. Tak main-main, omzet per bulan dari usahanya tersebut berkisar Rp5 juta hingga Rp10 juta.

"Kami buat hidroponik pertama kali di teras rumah yang sempit. Disana menanam sayuran yang sering dimakan sehari-hari seperti kangkung, bayam, selada dan pakcoy bahkan pernah juga coba tomat ceri," kata Sari kepada Sariagri, Kamis (29/12/2022).

"Waktu itu belajar dari senior yang sudah terjun ke hidroponik dan belajar-belajar dari Youtube," tambahnya.

Awal mula Sari mengembangkan pertanian hidroponik saat 2016 lalu. Setelah 2 tahun berjalan dengan hidroponik teras, ia pindah ke kampung halaman dan menetap disana. Melihat peluang yang besar, Sari beserta sang suami pun memutuskan untuk membangun greenhouse.

"Kami melihat peluang usahanya juga, kami pikir kalau disini maju deh pikir kami. Karena waktu itu juga belum terlalu booming hidroponik di daerah kami. Dengan keyakinan kita coba bangun pertanian hidroponik," ujarnya.

Menanam Sayuran Hidroponik

Sari menanam berbagai jenis sayuran di kebun hidroponiknya yang diberi nama Ladang Hidroponik. Di sana, ia menanam selada keriting, pakcoy, bayam dan kangkung.

"Menurut saya hidroponik ini menanam sayur di lahan yang terbatas dan perawatannya lebih mudah dibanding pertanian konvensional. Karena kalau budidaya sayuran dengan media tanah perlu penyiraman saat kemarau. Sedangkan hidroponik kan penyiraman air dan nutrisinya otomatis dengan pompa. Dan lebih sehat juga," ucapnya.

Dalam budidayanya, Sari menggunakan metode hidroponik NFT (Nutrient Film Technique). Menurutnya, metode ini memberikan tanaman asupan oksigen yang cukup serta pemberian nutrisi juga lebih merata. Sehingga pertumbuhan dari tanaman akan lebih maksimal.

Sayuran hidroponik di Ladang Hidroponik (Istimewa)
Sayuran hidroponik di Ladang Hidroponik (Istimewa)

Tak selalu berjalan mulus, usaha hidroponiknya pun menghadapi sejumlah kendala, seperti serangan jamur dan juga mati listrik.

"Kalau sudah terserang jamur dan bakteri itu jadi kendala. Karena kalau sudah terserang akan cepat menyebar ke tanaman. Karena sirkulasi nutrisinya berasal dari satu tandon yang sama. Jadi kalau sudah terserang jamur dan bakteri suka menyebar ke tanaman lain," terangnya.

"Kendala lainnya juga mati listrik. Di tempat kami masih sering ada mati listrik, ini merepotkan apalagi kalau mati listrik sampai seharian, sedangkan hidroponik itu kan butuh listrik," imbuhnya.

Baca Juga: Kisah Sari Geluti Hidroponik Sayuran dengan Omzet Jutaan Rupiah
Kena PHK saat Pandemi, Kini Ade Sukses Raup Cuan dari Hidroponik

Hasil Panen dan Omzet

Sari mengatakan hasil panen dari kebunnya dijual ke warung makan, kafe, tempat catering dan pasar. Selain itu, ada beberapa tetangga atau teman-temannya yang juga ikut membeli. Dalam sebulan, ia mengaku bisa meraih omzet hingga jutaan rupiah.

"Kalau kayak pakcoy sekali panen bisa sampai 30 kilogram. Selada 40 kilogram lebih. Omzet sebulan mungkin Rp5 juta hingga Rp10 juta. Pertanian hidroponik bisa menguntungkan. Niat untuk mengembangkan lebih besar lagi itu ada karena permintaan banyak yang belum terpenuhi," pungkasnya.