Curah Hujan Tak Menentu, Petani Padi Kini Beralih Menanam Sayuran

Ilustrasi tanaman kubis (Pixabay)

Penulis: Rashif Usman, Editor: Dera - Selasa, 3 Januari 2023 | 20:30 WIB

Sariagri - Selama beberapa dekade terakhir, seorang petani bernama Shafiqul Islam Babu menanam padi di lahannya yang berlokasi di barat laut Bangladesh. Namun, perubahan iklim membuat curah hujan semakin tidak menentu dan air tanah yang terlalu sering digunakan mulai mengering pada pertengahan tahun 2000-an.

Hingga akhirnya, petani berusia 45 tahun itu memutuskan untuk beralih menanam sayuran kubis. Menurutnya, sayuran tersebut menggunakan lebih sedikit air dibandingkan padi. Selain itu, hasil panen kubis memiliki pasar yang konsisten.

"Saya tidak tahu harus berbuat apa selain bertani padi yang merupakan profesi leluhur saya, dan saya harus menghidupi keluarga dengan tabungan saya,” katanya dalam sebuah wawancara, dikutip dari ABC.

"Kemudian, pertanian sayur memberi saya secercah harapan," tambahnya.

Babu mengatakan bahwa ia menjual seluruh hasil panennya dengan permintaan sayuran yang tinggi di Dhaka, ibu kota Bangladesh. Dia berhasil menghasilkan keuntungan sekitar 3.063 Dolar AS atau berkisar Rp31 juta untuk hasil panen sayurannya.

Dampak perubahan iklim yang semakin cepat telah membuat banyak petani di distrik Rajshahi Bangladesh menukar komoditas padi dengan sayuran karena mereka berusaha membuat bisnis mereka menguntungkan.

"Delapan tahun yang lalu, beras adalah tanaman utama di kawasan ini tetapi sekarang menjadi tanaman yang 'kalah' dengan sayuran. Mulai dari kol hingga labu semakin disukai. Mereka membutuhkan lebih sedikit air, menghasilkan panen yang lebih tinggi dan menghasilkan lebih banyak uang, menurut Shamsul Wadud, kepala Dinas Penyuluhan Pertanian kabupaten.

Wadud menyampaikan bahwa para petani di Rajshahi dulu berjuang untuk menanam padi selama dua musim dalam setahun, tetapi sekarang banyak yang menanam sayuran tiga atau empat kali setahun di lahan yang sama.

“Mereka mendapatkan harga yang bagus dan produksi tanaman sayuran sekarang telah meningkat berkali-kali lipat,” katanya.

Menurut angka kementerian pertanian di negara itu,Sejak 2009, luas lahan yang didedikasikan untuk menanam sayuran telah meningkat hampir empat kali lipat menjadi sekitar 78.500 hektar di Rajshahi, menjadikannya distrik penghasil sayuran terbesar di negara itu.

Baca Juga: Curah Hujan Tak Menentu, Petani Padi Kini Beralih Menanam Sayuran
Kisah Pekerja Kantoran Banting Stir Jadi Petani, Per Hari Raup Rp3,5 Juta!

Menteri Pertanian Bangladesh Muhammad Abdur Razzaque mengatakan pemerintah bertujuan untuk menggunakan "semua jenis tanah terbengkalai dan berpasir" untuk memperluas produksi sayuran.

Tanah berpasir dianggap lebih unggul untuk menanam sayuran daripada padi karena membutuhkan lebih sedikit air dan pupuk, kata para pejabat.