Mengenal 'Daun Ajaib' Pegagan Pelindung Kulit

Ilustrasi Daun Pegagan (Pixabay)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Minggu, 29 Januari 2023 | 20:00 WIB

Sariagri - Daun Pegagan bisa dijadikan obat untuk luka bakar. Sebuah penelitian Eriawan Rismawan dan rekan, dari Pusat Teknologi Farmasi dan Medika, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi membuktikan bahwa ekstrak pegagan meregenerasi kulit tanpa efek samping.

Periset itu mengaplikasian ekstrak 3 kali sehari di atas luka bakar. Bahan aktif asiaticoside dan hidroksiprolin dalam pegagan berpengaruh terhadap regenerasi kulit akibat luka bakar.

Kadar hidroksiprolin 1,5 % pada ekstrak pegagan yang mencapai 1.109 mikrogram/100 mg jaringan kulit, dapat meregenerasi kulit pada hari ke-2 setelah aplikasi. Semakin tinggi kadar ekstrak pegagan semakin cepat pula penyembuhan luka bakar.

Melembapkan

Selain masalah luka bakar, tanaman anggota famili Mackinlayaceae itu juga berfaedah untuk mengatasi masalah kulit kering pada pasien diabetes melitus. Menurut Dr. dr. Lili Legiawati, Sp.KK(K), salah satu efek samping diabetes melitus tipe 2 adalah gangguan kulit kering. Perempuan kelahiran 7 Juni 1970 itu meneliti manfaat ekstrak pegagan untuk memperbaiki kulit kering pada penderita diabetes melitus tipe 2.

“Kondisi itu sering tidak diperhatikan. Jangankan pasien, dokter saja kadang-kadang tidak sadar,” kata Lili saat sidang terbuka di Universitas Indonesia.

Kulit kering menyerupai sisik dan permukaan kasar bahkan pecah-pecah. Lili memanfaatkan tanaman pegagan untuk mengatasi gangguan kulit kering. Dokter alumnus Universitas Indonesia itu melibatkan 159 penderita diabetes melitus tipe 2 untuk membuktikan khasiat pegagan. Mereka mengonsumsi sebuah kapsul yang berisi 1.100 mg ekstrak pegagan. Frekuensi konsumsi 2 kali sehari selama 90 hari.

Selain itu mereka juga mengoleskan salep yang mengandung 1% daun pegagan di permukaan kulit. Pengolesan di seluruh permukaan kulit yang kering. Frekuensi pengolesan hanya dua kali sehari setiap kali usai mandi. Riset membuktikan, konsumsi kapsul dan pemberian salep ekstrak pegagan melembapkan kulit penderita diabetes melitus.

Efek ekstrak pegagan makin terlihat muncul pada pasien berkadar gula darah yang sudah terkontrol. Artinya, penderita diabetes wajib menjaga kadar gula darah tetap normal jika menghendaki khasiat pegagan kian optimal.

Pegagan sebagai Peluruh Lemak

Penelitian lain menunjukkan pegagan bisa berperan sebagai peluruh lemak. Riset Yun Zhao dari Medical College, Xiamen University, Tiongkok, membuktikan khasiat hipolipidemik pegagan. Penelitian itu menggunakan 2 model hewan percobaan, yakni tikus dan hamster. Pada tikus, Zhao menguji penurunan kadar kolesterol dan trigliserida.

Sementara hamster untuk menguji metabolisme lemak dan penurunan MDA (melondialdehid). Tingginya kolesterol, trigliserida, dan MDA merupakan indikasi hiperlipidemia.

Hiperlipidemia merupakan suatu kondisi kadar lipid darah melebihi kadar normal atau di atas 200 mg/dl. Akibatnya, dinding arteri mengeras dan pembuluh darah tersumbat. Penyumbatan pembuluh darah memicu penyakit jantung dan stroke.

Berdasarkan jenis, hiperlipidemia terbagi menjadi 2, yakni hiperlipidemia primer dan hiperlipidemia sekunder. Hiperlipidemia primer disebabkan kelainan gen sehingga terjadi penumpukan lemak di bawah kulit. Sementara hiperlipidemia sekunder karena pola makan tinggi lemak, obesitas, dan usia di atas 40 tahun. Pada usia di atas 40 tahun hiperlipidemia mudah menyerang karena metabolisme di dalam tubuh tidak berjalan baik.

Zhao menggunakan satwa percobaan jantan berbobot 23-27 gram (tikus) dan 80-90 gram (hamster). Untuk bahan uji ia menggunakan 1 kg daun pegagan yang dicampur 8 liter air dan 95% etanol. Tikus dibagi menjadi 7 kelompok 1 kelompok normal (KNKG), 1 kelompok hiperlipidemia (HCG), dan 5 kelompok perlakuan yang diberikan pegagan (NCG). Setiap kelompok terdiri atas 8 tikus.

Baca Juga: Mengenal 'Daun Ajaib' Pegagan Pelindung Kulit
Pahit Pare Menyimpan Kebaikan untuk Tubuh, Ada Apa Saja?

Hasil pengujian membuktikan hamster yang diberikan pegagan selama 5 pekan, mengalami penurunan MDA sebesar 50,76%. MDA merupakan parameter peningkatan radikal bebas yang menstimulasi proses peroksidasi lemak yang mengakibatkan stres oksidatif.

Penurunan MDA itu berefek pada penurunan aktivitas lipopoprotein lipase. Artinya, radikal bebas menjadi turun dan tidak terjadi akumulasi trigliserida. Hal itu juga dibuktikan dari penurunan trigliserida sebesar 95% pada kelompok tikus tersebut.