Menyulap Limbah Kulit Jengkol Jadi Insektisida Organik

Ilustrasi jengkol. (Pixabay)

Editor: Dera - Selasa, 7 Februari 2023 | 16:00 WIB

Sariagri - Jengkol mungkin tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, terlebih dengan aromanya yang menyengat. Ya, suku polong-polongan yang kerap dijuluki "si bau" ini memang membuat sebagian orang enggan mengonsumsinya. 

Namun tahukah kamu Sobat Agri, jengkol ternyata menyimpan segudang manfaat kesehatan loh, seperti mencegah diabetes, baik untuk kesehatan jantung, serta dapat dijadikan sebagai kompos maupun pestisida nabati.

Kulit jengkol bisa dijadikan insektisida alami lantaran mengandung terpenoid, saponin, asam fenolat serta alkaloid, yang dinilai ampuh melindungi tanaman dari serangan hama, terutama untuk mengusir semut, ulat, serangga kecil serta belalang.

Seperti diketahui, insektisida merupakan salah satu jenis pestisida yang bisa membunuh serangga. Namun insektisida kimia dapat memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, tingkah laku, perkembangbiakan, kesehatan, sistem hormon, sistem pencernaan, serta aktivitas biologis lainnya hingga berujung pada kematian serangga pengganggu tanaman. Oleh karena itu penting untuk mengembangkan insektisida alami yang lebih ramah lingkungan. 

Melansir cybex.pertanian.go.id, berikut keuntungan pestisida nabati:

  • Mudah terurai di alam, sehingga tidak mencemari lingkungan
  • Relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang
  • Tidak meracuni dan merusak tanaman
  • Dosis yang digunakan tidak terlalu mengikat dan berisiko
  • Tidak menimbulkan kekebalan pada serangga

Kekurangan pestisida nabati:

  • Cepat terurai, daya kerja lambat sehingga aplikasinya harus lebih sering
  • Tidak bisa di simpan dalam waktu yang lama
  • Kurang praktis karena harus membuatnya terlebih dahulu, dan waktu yang dibutuhkan pun agak lama.
Baca Juga: Menyulap Limbah Kulit Jengkol Jadi Insektisida Organik
Gak Perlu Beli! 2 Bahan Dapur Ini Bisa Jadi Pengganti Pupuk Tanaman Cabai

Adapun bahan–bahan pembuatan pupuk cair organik adalah:

  • Limbah kulit jengkol
  • Limbah cabai (cabai busuk)
  • Limbah urin ternak
  • Air

Berikut langkah-langkah pembuatan insektisida organik:

  • Pembuatan insektisida organik dimulai dengan persiapan bahan awal yaitu 30 kg limbah jengkol dan 30 kg limbah cabai.
  • Bahan-bahan tersebut kemudian dicacah (diblender) hingga halus.
  • Proses perendaman, limbah jengkol dan limbah cabai merah yang telah halus dimasukkan dalam drum berisi 300 liter air, kemudian tutup rapat selama 35 hari.
  • Lalu, urine hewan ternak masukkan dalam drum yang lain sebanyak 150 liter dan diendapkan selama 5 minggu. Urine tersebut dipisah dari larutan jengkol dan limbah cabai.
  • Proses penyaringan, setelah 35 hari kedua larutan tersebut disaring menggunakan kawat kasa 80 mesh. Penyaringan ini dimaksudkan agar tidak ada kotoran yang terbawa agar tampilan insektisida lebih bersih dan menarik.
  • Setelah itu campur menjadi satu dengan larutan urine (endapan urine).
  • Setelah mengalami proses penyaringan, insektisida organik dapat disimpan di jerigen di ruang sejuk dan tidak terkena sinar matahari langsung.
  • Insektisida pun siap untuk digunakan