110 Kelompok Tani Ikut Gerakan Urban Farm Di Kota Semarang

Pemkot Semarang buat gerakan urban farm sebagai upaya jaga ketahanan pangan di Kota Semarang (SariAgri/Aji Dewanto)

Penulis: Arya Pandora, Editor: Redaksi Sariagri - Senin, 24 Agustus 2020 | 12:00 WIB

SariAgri -  Untuk meningkatkan ketahanan pangan di Kota Semarang, sebanyak 110 kelompok tani akan menanam sejumlah tanaman pangan, seperti sayuran, buah-buahan, jagung, ubi sebagaimana program urban farm yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Semarang.

Menjaga ketersediaan pangan bagi warga di tengah pandemi Covid-19, menjadi fokus utama dari Pemkot Semarang. Untuk itu, pihak Pemkot mendorong warga dan kelompok tani untuk melaksanakan urban farm.

"Salah satu hal yang menjadi fokus perhatian kita adalah mengupayakan ketersediaan pangan bagi warga masyarakat. Terlebih sampai saat ini persebaran Covid-19 masih terus terjadi, sehingga kegiatan produksi dan distribusi bahan pangan harus tetap berjalan," ujar Hendrar Prihadi.

Menurut Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang itu, untuk menjaga ketahanan pangan, tidak cukup jika hanya menjadi tanggung jawab dari pemerintah. Namun, urban farm sudah menjadi gerakan masyarakat untuk mengatasi permasalahan pangan.

"Perlu ada sinergi dan usaha mulai dari tingkat individu, rumah tangga, masyarakat, sektor privat (perusahaan), dan pemerintahan sebagai pemangku kebijakan sesuai konsep bergerak bersama yang selalu kita pakai dalam pembangunan kota Semarang selama ini," tandas Hendi.

Lebih lanjut Hendi mengatakan, melalui urban farm, masyarakat diharapkan mampu menghasilkan ketersediaan pangan bagi keluarganya yang secara tidak langsung dapat mendukung ketahanan pangan dan pada akhirnya mampu mewujudkan kedaulatan pangan nasional.

Dalam tataran masyarakat menurut Hendi bisa memanfaatkan pekarangan rumah atau lahan tidur untuk menjaga ketahanan pangan imbas pandemi Covid-19.

"Diharapkan agar setiap keluarga dapat memanfaatkan setiap jengkal lahan pekarangannya untuk bercocok tanam atau beternak. Terlebih, saat wabah Covid-19 seperti sekarang ini, pasokan dari sentra produksi menjadi sedikit terhambat,” ujar Hendi.

Untuk diketahui, jauh hari sebelum terjadi pandemi Covid-19, konsep urban farming atau pertanian perkotaan telah dikampanyekan oleh Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Pertanian dengan hashtag #ayonandur dan #bertaniitukeren dengan harapan urban farming berkembang di setiap keluarga.

Berita Pangan - Baca Juga: Ciptakan Ketahanan Pangan, Warga Surabaya Dirikan Kampung Sayur
Begini Cara Warga Semarang Saling Bantu Penuhi Masalah Pangan

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur sejak dirinya bersama jajaran Dinas Pertanian menggelorakan urban farming, animo masyarakat untuk melaksanakan pertanian perkotaan menjadi semakin meningkat.

"Apalagi didukung sepenuhnya oleh bapak wali kota dan ibu wakil wali kota, dibarengi dengan kondisi pandemi Covid-19, maka keinginan masyarakat untuk menanam di pekarangannya masing-masing menjadi sangat besar. Hal ini dibuktikan dari molonjaknya permintaan masyarakat akan kebutuhan bibit tanaman," ujarnya.

Baca Juga: 110 Kelompok Tani Ikut Gerakan Urban Farm Di Kota Semarang
Provitas Kedelai Lamongan Terbaik, Petani Justru Migrasi ke Tanaman Lain

Di Kota Semarang sendiri sampai saat ini sudah ada 110 kelompok tani urban farm yang tersebar di 16 kecamatan. Dinas pertanian Kota Semarang juga telah mengupayakan pengganti tanaman pangan selain ubi dan jagung di antaranya sukun.

"Untuk ubi sudah banyak juga diolah menjadi tepung cassava. Untuk tepung sukun sedang kita coba,” pungkas Hernowo. (Aji Dewanto/SariAgri Jawa Tengah)