Terong Belanda Nosu, Primadona Baru Asal Mamasa

Potensi terong Belanda di Kecamatan Nosu, Mamasa (Sariagri/Usman Muin)

Editor: M Kautsar - Senin, 21 September 2020 | 17:15 WIB

SariAgri - Budi daya terong Belanda Nosu menjadi primadona baru di Sulawesi Barat. buah asli Kecamatan Nosu, Kabupaten Mamasa ini memiliki pasar sendiri.

Buah yang dibudidayakan di ketinggian 1.998 mdpl ini sudah dibudidayakan warga mosu sejak 5 tahun lalu. Buah itu dipasarkan ke sejumlah daerah di Sulawesi diantaranya, Makassar, Manado, dan Sulawesi Tenggara, dan Pulau Kalimantan.

Buah tamarillo ini dikembangkan di perkebunan sekitar ratusan hektar di Kecamatan Nosu, dan sudah bisa melayani permintaan 5 ton dalam 1 pekan. 

Risal mengaku dalam satu pekan, dia melayani permintaan hingga 1 ton terong Nosu. "Kami memasarkan terong Nosu untuk sekala kecil dan besar, bisa dengan jumlah 5 ton per minggu," kata Risal.

Mayoritas penduduk Nosu memang berprofesi petani. Mereka lebih banyak menanam terong Belanda atau yang lebih keren dikenal buah Tamarillo.

Bertani terong sudah menjadi aktivitas utama masyarakat setempat dalam meningkatkan perekonomian mereka.

Kebun terong  milik warga kebanyakan berada di lereng pegunungan, jauh dari pemukiman. Lereng pengunungan sengaja dipilih sebagai lahan perkebunan lantaran kondisi tanah yang cukup subur sangat cocok bagi tanaman jangka pendek seperti terong.

Soleman Sura, salah satu petani terong bercerita, dalam satu kali panen kebun miliknya 3 hektar mampu menghasilkan 1 ton terong Belanda. Soleman mengaku telah mengisi lahannya 3.000 pohon terong per satu kali musim tanam.

Hasil panen terong milik Soleman kemudian dijual seharga Rp4.000 per kilogram hingga keuntungan yang dia dapat bisa mencapai Rp4-6 juta dalam sekali panen.

“Bertani terong memang menjanjikan, namun kesulitan soal pemasaran, akibat kondisi jalan dari kebun menuju ke pasar masih rusak dan jauh,” ungkap Suleman.

Suleman berharap jalan yang rusak parah mulai dari perkampungan menuju kebun yang meyulitkan bagi petani mengangkut hasil panennya dapat segera diperbaiki. Mereka berharap agar warga tani di Nosu dapat mengakses pasar dengan mudah. (Sariagri/Usman Muin)

Video terkait berita pertanian: