Tanaman Hias Mamasa Raih Untung Rp70 Juta per Bulan

Penguasaha tanaman hias asal Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. (Foto: Sariagri/Rifqy Junaedi)

Editor: M Kautsar - Kamis, 3 Desember 2020 | 18:30 WIB

SariAgri - Pandemi COVID-19 membawa berkah bagi para petani dan pecinta tanaman hias di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Budi daya aneka kembang atau tanaman hias cantik ini dinilai menjadi salah satu penyelamat perekonomian warga di tengah pandemi COVID-19.

Sejak masa pandemi, para petani mampu meraup untung tiga kali lipat atau mencapai Rp70 juta per bulan, dibanding sebelum masa pandemi COVID-19.

Meningkatnya tren menanam aneka bunga cantik atau tanaman hias di tengah pandemi virus corona berdampak positif bagi kehidupan para petani atau penjual tanaman hias di Kabupaten Mamasa.

Melonjaknya permintaan akan tanaman hias memberikan keuntungan tersendiri bagi petani atau pembudidaya tanaman hias tersebut. Salah satunya, Andarias.

Petani aneka bunga cantik dan langka asal Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa ini mengaku mengalami lonjakan peningkatan permintaan tanaman hias hingga tiga kali lipat selama pandemi virus corona, dibandingk sebelum masa pandemi.

Jika dihitung transaksi aneka penjuaan tanaman hias selama sebulan omzetnya bisa mencapai Rp70 juta atau tiga kali lipat dibanding masa sebelum pandemi COVID-19.

Hampir semua jenis tanaman hias diakui para petani dan penjual banyak peminatnya, terutama tanaman hias berdaun sangat banyak diburu konsumen lokal Mamasa hingga ke berbagai daerah di indonesia seperti Pulau Jawa dan Sumatera.

Salah satu jenis tanaman hias yang banyak diburu konsumen yakni tanaman hias jenis caladium atau alokasia spesies Mamasa. Jenis tanaman ini  banyak dipesan dari berbagai daerah di indonesia terutama Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.

“Kalau ditotal itu omsetnya bisa mencapai Rp70 juta per bulan sejak pandemi COVID-19. Untungnya lumayan, ini yang membuat kami lebih bersemangat bertani tanaman hias,” kata Andarias, petani tanaman hias di Mamasa.

Harga jenis tanaman hias ini bervariasi, mulai dari ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah per pot, tergantung jenis tanaman, dan usia tanamannya.

Melihat adanya keuntungan dari berbudi daya tanaman hias, Andarias mendorong masyarakat sekitar untuk lebih produktif merawat tanaman hias untuk meningkatkan nilai perekonomian keluarga mereka.

Dia menilai budi daya tanaman hias dapat mendorong peningkatan ekonomi masyarakat meski wabah COVID-19 terus merebak. Usaha ini tetap bisa ditekuni petani tanpa harus keluar rumah.

Banyaknya warga yang mendadak menggemari tanaman hias sebagai hiburan, saat berada di rumah sejak pandemi COVID-19 menjadi berkah tersendiri bagi para pengusaha tanaman hias. (Sariagri/Rifqy Junaedi)