Mengenal Ketepeng, Tanaman Liar dengan Kandungan Senyawa Biofarmaka

Tanaman Ketepeng (Commons Wikimedia)

Editor: Arif Sodhiq - Jumat, 5 Februari 2021 | 13:40 WIB

SariAgri - Wilayah Indonesia yang beriklim tropis memiliki beragam jenis tanaman biofarmaka. Ketepeng (Cassia alata atau Senna alata) merupakan salah satu jenis tanaman liar yang banyak ditemui hampir di sebagian besar wilayah di tanah air.

Ketepeng banyak digunakan masyarakat lokal sebagai tanaman herbal untuk berbagai pengobatan. Di Maluku, ketepeng diyakini dapat menjadi bahan alami untuk mengatasi penyakit kulit seperti jamur, bakteri dan jerawat.

Dilansir laman LIPI, Kepala Bidang Pengelolahan dan Diseminasi Hasil Penelitian, Pusat Penelitian Kimia LIPI Yenni Meliana mengatakan pihaknya telah bekerja sama dengan Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia dan Kyoto University di Jepang dalam mengembangkan tanaman ketepeng sebagai bahan antivirus dalam mengobati pasien COVID-19.

“Pusat Penelitian Kimia LIPI mencoba mengembangkan ekstrak ketepeng dan daun benalu sebagai pengobatan alternatif Covid-19,” ujar Yenni.

Senyawa dalam tanaman ketepeng dan benalu, lanjut dia, memiliki aktivitas anti-viral, di antaranya senyawa kaempherol, aloeemodin, quercitrin dan qurcetin.

Selain bahan antivirus, ketepeng memiliki manfaat lain. Dikutip dari Sciencedaily, peneliti di Greenwich University telah mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa tertentu dari ekstrak ketepeng yang dapat memiliki bahan aktif sebagai obat diabetes.

Mereka menemukan salah satu senyawa yang diisolasi dari ketepeng adalah kaempferol 3-O-rutinoside, terbukti dari delapan kali lebih kuat daripada obat anti-diabetes standar, acarbose.

Baca Juga: Mengenal Ketepeng, Tanaman Liar dengan Kandungan Senyawa Biofarmaka
Rekomendasi LIPI untuk Penguatan Usaha Kopi di Sumba Barat Daya

“Khasiat tumbuhan yang ditemukan di Asia Tenggara ini yang dapat memiliki khasiat yang tidak hanya anti-diabetes, tetapi juga penurun lemak atau lemak, sehingga dapat membantu mengatasi obesitas,” kata kepala penelitian Solomon Habtemariam.

Laman Departement of Primary Industries and Regional Development menyebutkan pemerintahan Australia, ketepeng disebut sebagai candle bush yang berarti semak berbentuk lilin karena bunga ketepeng berwarna kuning menjulang vertikal seperti lilin. Ketepeng di Australia telah dinyatakan pemerintah sebagai organisme pengganggu tanaman karena pertumbuhannya sangat agresif pada wilayah dengan muka air tinggi.