Keprok Grabag, Jeruk Lokal yang Sempat Jadi Hidangan Favorit di Istana

Ilustrasi Buah Jeruk. (Pixabay/ Hans Braxmeier)

Editor: Dera - Selasa, 9 Februari 2021 | 12:20 WIB

SariAgri - Jeruk Keprok merupakan salah satu buah yang kerap dicari saat menjelang Imlek sampai dengan Cap Go Meh. Guna memenuhi kebutuhan di dalam negeri, sebagian besar jeruk keprok itu diimpor dari Tiongkok. Namun sebenarnya, Indonesia memiliki jeruk Keprok lokal yang dihasilkan dari Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yaitu Jeruk Keprok Grabag.

Jeruk Keprok Grabag memiliki rasa manis segar sedikit asam dan aroma yang khas. Dulunya jeruk Keprok ini pernah menjadi buah favorit untuk konsumsi di Istana Negara. Akan tetapi di daerah asalnya, varietas jeruk ini sudah mulai menghilang.

Di daerah asalnya dari dulu sampai sekarang, Keprok Grabag hanya menjadi tanaman pekarangan dan belum dikembangkan secara luas atau dalam lingkup kawasan terpadu. Pada tahun 1980-an, terdapat ratusan ribu tanaman jeruk Keprok Grabag. Namun sekarang, tanaman jeruk ini sangat langka.

Kelangkaan tersebut disebabkan karena serangan penyakit Huanglongbing (HLB) atau CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration), penyakit yang sampai saat ini belum ditemukan obatnya. Penyakit ini pun masih menjadi momok bagi petani jeruk di seluruh dunia. Beberapa negara bahkan sampai meluncurkan program khusus untuk mengatasi penyakit mematikan itu.

Di Indonesia, program rehabilitasi sudah dilaksanakan. Namun, penyakit Huanglongbing (HLB) itu masih menginfeksi ulang karena sumber-sumber penyakit masih terdapat di daerah sentra. Strategi pengendalian hama dan penyakit di kebun jeruk telah diformulasikan dalam Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat (PTKJS).

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) telah memberikan dukungan dalam upaya menanam kembali Jeruk Keprok Grabag.

Balitjestro dan BPTP Jateng dibawah Balitbangtan telah berkolaborasi dengan Kepala Desa dan Kelompok Tani setempat untuk mengembalikan kejayaan Keprok Grabag. Program ini diawali dengan membuat Demontration Plot (Demplot) jeruk Keprok Grabag di lokasi yang direncanakan sebagai Agroeduwisata (AEW) di Desa Pagergunung, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang.

Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry, menyatakan siap mendukung penuh pengembangan jeruk Keprok Grabag dengan mendiseminasikan benih bebas penyakit untuk ditanam oleh masyarakat. Menurutnya, kunci awal keberhasilan agribisnis jeruk dimulai dari ketersediaan benih berkualitas yang berlabel biru.

Sementara itu, Kepala Balitjestro, Harwanto, menyatakan kesiapannya dalam memberikan dukungan teknologi dengan pembuatan Demplot jeruk. Demplot merupakan suatu metode penyuluhan pertanian kepada petani dengan cara membuat lahan percontohan agar petani dapat melihat dan membuktikan objek yang didemontrasikan.

Lebih lanjut, Harwanto menjelaskan bahwa Balitjestro akan mengalokasikan benih diseminasi varietas Keprok Grabag sebanyak 1000 batang yang akan ditanam di daerah calon lokasi AEW yaitu Desa Pagergunung dan Desa Pandean. Potensi pengembangan di dua desa tersebut diharapkan dapat mencapai ratusan ribu tanaman.

Baca Juga: Keprok Grabag, Jeruk Lokal yang Sempat Jadi Hidangan Favorit di Istana
Gama Melon UGM Peroleh Hak Perlindungan Varietas Tanaman dari Kementan

Keprok Grabag telah terdaftar varietasnya melalui SK Menteri Pertanian No.599/Kpts/SR.120/2007. Varietas jeruk berwarna oranye ini memiliki ciri bentuk buah bulat dengan ukuran 95—165 gram/buah. Daging buahnya berwarna oranye dengan rasa manis sedikit asam dan teksturnya berserat.

Tanaman jeruk Keprok Grabag memiliki tingkat produktivitas 60—80 kilogram (kg) dan adaptif untuk ditanam di dataran tinggi antara 800—1200 meter di atas permukaan laut.