Berita Hortikultura - embentukan kultivar unggul mawar baru dapat ditempuh dengan melakukan manipulasi variabilitas genetik
SariAgri - Bunga mawar merupakan salah satu jenis tanaman hias yang populer dan disukai oleh masyarakat Indonesia. Tanaman mawar (Rosa hybrida L.) digemari karena memiliki keindahan, keanggunan, dan keharumannya.
Domestikasi —budi daya yang menyebabkan perubahan genetik pada tumbuhan ataupun hewan yang dilakukan oleh manusia— tanaman mawar memiliki sejarah panjang dan kompleks. Spesies mawar telah dipersilangan dari populasi yang berbeda pada wilayah geografis yang luas seperti Eropa, Asia, dan Timur Tengah.
Pangsa pasar tanaman mawar di Indonesia terhitung cukup besar. Nilai ekonomi tanaman mawar ditentukan oleh kualitas bunga seperti ukuran tangkai bunga, aroma wangi bunga, ukuran diameter bunga, dan warna bunga.
Sementara kualitas bunga mawar potong bergantung pada karakteristik eksternal tanaman seperti warna, panjang, volume, kesegaran, dan aroma, serta daya tahannya terhadap serangan hama dan penyakit.
Kualitas bunga yang bagus akan meningkatkan nilai jual bunga mawar. Secara umum, konsumen lebih menyukai mawar yang mempunyai ukuran bunga besar dan warna yang cerah. Mawar digunakan sebagai bunga potong untuk karangan bunga, bunga tabur ritual keagamaan atau pernikahan, serta bahan baku produk olahan minyak esensial pada industri parfum dan kosmetik. Mawar juga mempunyai peran penting dalam pembuatan berbagai produk obat-obatan.
Baca Juga: Refugia Pelindung Serangan Hama pada Padi
Selain Cantik, Ragam Jenis Bunga Ini Juga Bisa Dimakan Lho!
Produksi bunga mawar di Indonesia pada tahun 2016 mencapai 196 juta tangkai. Capaian hasil produksi itu menempati posisi kedua dalam kelas bunga, setelah bunga krisan. Pemasok bunga mawar di Indonesia berasal dari perkebunan bunga mawar dan sebagian kecil dari kebun rumahan.
Mawar yang ditanam petani atau pengusaha di Cipanas, Lembang, dan Malang umumnya merupakan hasil perkenalan varietas tanaman dari luar negeri. Sementara benih kultivar baru selalu didatangkan dari luar negeri, terutama Belanda.
Dalam upaya mengurangi impor dan mendapatkan benih dengan harga yang lebih ekonomis, diperlukan benih hasil pemuliaan di dalam negeri. Pembentukan kultivar unggul mawar baru dapat ditempuh dengan melakukan manipulasi variabilitas genetik melalui kegiatan seleksi tetua, hibridisasi/persilangan, dan seleksi tanaman F1.
Pengembangan kultivar mawar baru melalui pemuliaan diorientasikan pada perluasan keragaman genetik bunga mawar dan perbaikan kualitasnya untuk mendukung pengembangan industri florikultura berbasis keunggulan nasional.
Proses persilangan berkontribusi cukup besar dalam menghasilkan varian fenotifik yang baru. Pemilihan karakter atau sifat tetua betina dan tetua jantan akan menentukan keberhasilan persilangan dan kualitas tanaman turunannya. Pertimbangan metode pemuliaan yang digunakan juga berperan penting untuk memperkirakan perkembangan genetik.
Beberapa contoh varietas mawar potensial yang memiliki karakter unggul antara lain Mahona, Luna, Avalan, Sweet Avalan, Austin, Big Red, Sexy Red, dan Candy.