Apa Kabar Program Sejuta Pohon Jeruk di Garut?

Memetik buah jeruk Garut yang sempat punah di eptilu (Sariagri/Jayadi)

Editor: M Kautsar - Kamis, 4 Maret 2021 | 20:50 WIB

SariAgri - Program sejuta pohon jeruk garut yang digagas Pemerintah Daerah (Pemda) Garut, Jawa Barat sejak 2008, hingga kini masih berlangsung. Kepala Bidang Holtikultura Dinas Pertanian Garut, Rakhmat Jatnika mengatakan, progres program sejuta pohon jeruk terus berjalan, dan mulai menunjukan hasil positif di lahan perkebunan masyarakat.

“Manfaatnya banyak, tidak hanya soal produksi, juga tumbuhnya sektor wisata, seiring semakin banyaknya jeruk Garut yang tertanam,” ujar Rakhamt, Kamis (4/3).

Menurutnya, asa untuk membangkitkan era keemasan pohon jeruk di Garut kini tengah dihidupkan lagi pemda Garut. Berdasarkan Data Statistik Pertanian Tahun 2020 Dinas Pertanian Kabupaten Garut, total populasi  tanaman jeruk siem atau keprok mencapai 522.235 pohon.

Dari jumlah itu, sekitar 264.742 pohon diantaranya sudah berproduksi hingga 132.718 kuintal. Dengan sebaran varietas yakni siem sebanyak 60 persen, keprok sebanyak 33 persen.

“Sisanya sebagian kecil termasuk lemon, dekopon, konde, cokun, dan purut,” ujar dia.

Sementara sebaran luasan lahan yang digunakan dalam program sejuta pohon jeruk saat ini tersebar di beberapa wilayah sebut saja Kecamatan Cigedug, Pasirwangi, Samarang, Cisurupan, Sucinaraja, Wanaraja, Karangpawitan, Bayongbong, Sukaresmi, dan Tarogong Kidul.

“Ada sekitar 10 kecamatan yang sudah ditanami, mungkin jumlahnya bakal semakin banyak seiring naiknya pamor jeruk garut,” kata dia.

Dengan progres seperti itu, Rakhmat optimis program sejuta pohon jeruk di Garut bisa tercapai dalam satu dekade ke depan. “Memang bukan perkara mudah, ada beberapa hambatan yang dihadapi,” kata dia.

Sebut saja ketersediaan benih jeruk sehat dan bersertifikat atau berlabel terbatas, kecilnya kepemilikan lahan sehingga skala usaha jeruk kecil kemudian masih kurangnya pengetahuan petani dalam pembibitan, budi daya dan pasca panen, sehingga mutu produksi masih rendah.

Termasuk masih minimnya investor yang masuk dalam usahatani jeruk, hingga perkembangannya lamban. “Memang usahatani jeruk sangat padat modal dan waktunya relatif lama,” kata dia.

Tidak hanya kuatnya hambatan, beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam program satu juta pohon jeruk di Garut yakni, derasnya jeruk impor jeruk dari laur daerah.

“Ini pekerjaan rumah yang harus kami selesaikan bersama para petani di Garut ke depan,” ujar Rakhmat.

Seperti diketahui, selain domba garut hewan ternak yang menjadi kebanggaan masyarakat Garut sejak lama, jeruk garut sebagai tanaman penghasil buah jeruk juga tidak bisa disampingkan dalam perjalanan masyarakat Garut.

Bahkan, saking terkenalnya, ikon buah jeruk terpampang dalam logo Kabupaten Garut hingga kini. Namun, musibah letusan Gunung Galunggung pada 1982 silam memupus cerita manis itu.

Debu letusan yang tebalnya lebih dari satu meter, mengubur semuanya. Selain itu, serangan penyakit Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD) dari bakteri Lybers bacteri aniaticum yang disebarkan melalui kutu loncat jeruk atau Diaphorina citri, menyebabkan kerontokan buah sumber vitamin C tersebut.