Berita Hortikultura - Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Abdul Hamid menilai meski demikian, persoalan kenaikan harga cabai harus diselesaikan.
SariAgri - Kenaikan harga cabai sering disebut sebagai persoalan klasik yang terus berulang hampir setiap tahun. Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Abdul Hamid menilai meski demikian, persoalan kenaikan harga cabai harus diselesaikan.
Menurut dia, pemerintah perlu memberikan pembekalan kepada petani dalam menanam cabai.
“Memang masalahnya klasik, cuma kan harus dipecahkam kenapa klasiknya. Kalau saya tetap bagaimana petani itu dibekali cara bercocok tanam,” ujarnya saat dihubungi SariAgri.id, Rabu (17/3/2021).
Dia menginginkan petani cabai diberikan pendampingan dalam proses produksi. Hal ini karena hampir setiap tahun, banyak petani cabai mengalami gagal panen saat musim hujan tiba.
“Bagaimana kalau iklim begini, hujannya banyak apa yang harus dilakukan? Ada nggak kita memberikan satu pencerahan mengenai ini?" tanyanya.
Baca Juga:
Tujuh Tanaman Penghasil Minyak Atsiri di Indonesia
Asosiasi Berharap Harga Cabai Rawit Merah Normal Akhir Maret
Pemerintah, lanjut dia, jangan hanya sekadar memberikan bantuan seperti pupuk atau alsintan. Dia menyarankan pemerintah juga memberikan pendampingan kapada petani.
“Bantuan pemerintah sudah banyak. Tapi, kalau sekarang tidak cukup cuma dibantu pupuk tapi bagaimana cara menaruhnya atau memakainya dan lainnya supaya pupuk bisa optimal. Nah, itu yang diperlukan sekarang,” jelasnya.
Dikatakan Hamid, jika anggaran melatih langsung petani dianggap terlalu mahal, pemerintah dapat mulai dengan melatih pendampingnya.
“Kalau kata saya caranya itu melatih petani dan didampingi. Kalau dianggap terlalu mahal melatih petaninya, coba latih pemdampingnya, yang penting petani maju,” katanya.
Pemerintah, lanjut Abdul Hamid, harus memastikan tidak ada lagi fluktuasi harga cabai di pasaran. Salah satu caranya dengan memastikan penyediaan distribusi panen yang sama sepanjang tahun.
“Gini, kadang bulan tiga banyak bulan enpat sedikit. Ini kan bikin harga fluktuasi. Bagaimana penyediaan distribusi panen cabai itu sepanjang tahun sama,” katanya.
Abdul Hamid menambahkan dengan kenaikan harga cabai rawit merah, banyak petani yang menanam komofitas itu. Dia mengkhawatirkan kondisi itu nantinya menyebabkan harga cabai rawit merah jatuh.
“Tapi sekarang yang mulai nanam, tapi cabe rawit semua. Nah nanti cabe rawit murah, yang mahal cabe besar. Ini yang harus diatur. Kita ngomongin aneka cabe ada 3 jenis yang umum, cabe rawit merah, cabe merah keriting dan cabe merah besar. Itu harus diatur agar tidak selalu berulang setiap tahun,” pungkasnya.