Sekolah Ajak Siswanya Kreatif untuk Bertani Tingkatkan Ketahanan Pangan

Erni Zuhara, Kepala SMAN 1 Gerung Memperlihatkan tanaman Aquaponik yang dibudidaya di halaman sekolah (Sariagri/Yongki)

Penulis: Andry, Editor: Reza P - Kamis, 8 April 2021 | 10:15 WIB

SariAgri - Kegiatan Belajar jarak jauh mengharuskan sejumlah sekolah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk lebih kreatif dalam meningkatkan kapasitas siswa selama pandemi COVID-19. Mulai dari memberikan kurikulum sekolah melalui metode dalam jaringan (daring) hingga mengajak siswa untuk mengenal dunia pertanian.

Seperti di SMAN 1 Gerung, Kabupaten Lombok barat misalnya, pihak sekolah memilih untuk mengajak siswa menggeluti bidang pertanian sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan di daerah. Salah satunya, dengan cara membudidayakan sayuran menggunakan media aquaponik.

Selain hemat, aquaponik dipilih pihak sekolah karena tidak membutuhkan lahan yang luas, terlebih sayur yang ditanam secara hidroponik mampu diintegrasikan dengan budidaya ikan secara tertutup.

Kepala SMAN 1 Gerung Erni Zuhara saat didatangi Sariagri mengatakan, budidaya dengan sistem aquaponik dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan siswa dibidang pertanian sekaligus memanfaatkan pekarangan sekolah yang tidak terpakai agar bisa lebih produktif dan mendatangkan nilai ekonomis.

"Kegiatan ini kita lakukan untuk mengoptimalkan lahan sekolah yang tidak terpakai sekaligus memanfaatkan lingkungan sekolah agar terlihat bagus dan mendatangkan manfaat juga. Selain itu ini juga upaya dari kami untuk meningkatkan ketahanan pangan," jelas Erni.

Setiap hari, para siswa diajak mempelajari cara bertanam menggunakan sistim aquaponik, mulai dari cara membuat media tanam, melakukan pembibitan, hingga merawat tanaman beserta ikan yang di budidaya.

"Di aquaponik ini kita tidak hanya memanen sayur mayur tetapi juga bisa membudidaya ikan. Kebetulan ikan yang kita budidaya ini ikan nila, sementara untuk sayurnya kita baru mencoba untuk membudidaya pakcoi, selada dan kangkung," tuturnya.

Selama tiga bulan menggeluti budidaya tanaman dengan sistem aquaponik, pihaknya mengaku telah mendapat hasil panen sayur yang cukup memuaskan. Apalagi untuk ikan nila sendiri, Erni mengaku mendapat 7 Kilogram ikan per sekali masa panen.

"Kebetulan selama masa uji coba kemarin kita juga sudah mulai memanen ikan, hasilnya juga cukup memuaskan meskipun luas areal yang kita manfaatkan terbilang kecil," imbuhnya.

Sementara untuk hasil panen, pihak sekolah biasanya memberikan secara cuma-cuma kepada para guru dan siswa. "Kebetulan kita disini juga memiliki program peningkatan gizi siswa, maka biasanya kalau sudah waktu panen kita membagikan hasilnya ke siswa dan tenaga pendidik," jelasnya.

Tidak hanya membudidayakan tanaman aquaponik, pihak sekolah juga menciptakan pupuk organik sendiri yang dinamakan pupuk organik Smanger. Pupuk tersebut selain dimanfaatkan untuk tamaman sekolah juga diperjual belikan ke para petani di kabupaten Lombok Barat.

"Kita juga selain ini membuat pupuk kompos sendiri yang kita jual ke para petani disekitar, selain itu ada juga barang bekas yang kita ubah menjadi barang yang bernilai ekonomis," tutupnya.



Baca Juga: Sekolah Ajak Siswanya Kreatif untuk Bertani Tingkatkan Ketahanan Pangan
Petani Milenial Asal Cianjur Sukses Kelola Bisnis Pertanian