Berita Hortikultura - Kacang buncis atau Phaseoulus vulgaris merupakan tanaman yang memiliki batang berbentuk sulur dengan daun trifoliate berselang-seling.
SariAgri - Kacang buncis atau Phaseoulus vulgaris merupakan tanaman yang memiliki batang berbentuk sulur dengan daun trifoliate berselang-seling. Tanaman ini banyak dibudidayakan di daerah tropis, subtropis, serta daerah beriklim sedang selama musim panas.
Secara umum terdapat dia tipe kacang buncis, yaitu buncis polong dan buncis biji. Buncis polong banyak diusahakan di Indonesia, yang memiliki tipe pertumbuhan merambat dan bijinya berwarna putih. Sedangkan buncis biji memiliki pertumbuhan yang tegak dan bijinya berwarna merah.
Seperti kebanyakan tanaman sayur lainnya, kacang buncis memerlukan budi daya yang optimal untuk dapat mendapatkan hasil yang baik. Sobat Agri ingin tahu cara budi daya tanaman buncis?
Ini 5 cara budidaya kacang buncis. Dikutip dari buku Budidaya Sayuran Tropis.
1. Perbanyakan Tanaman dan Penanaman
Buncis diperbanyak secara generatif menggunakan biji yang ditanam langsung dilapang. Benih yang digunakan harus bermutu dengan daya kecambah 80 hingga 85 persen, tidak bernoda, bebas dari serangan hama dan bersih dari kotoran.
Apabila menanam buncis tipe merambat, maka jarak tanam di dalam barisan adalah 5 higga 10 cm dan jarak antar barisan adalah 60 hingga 90 cm. Sedangkan untuk menanam buncis tegak, maka jarak tanam di dalam barisan adalah 40 cm.
Sebelum ditanam, sebaiknya benih diberi perlakuan fungsida untuk menghindari serangan patogen atau penyakit.
2. Persiapan Lahan
Persiapan lahan diawali dengan membersihkan berbagai macam gulma. Kegiatan ini dilakukan untuk menghindari persaingan dalam mendapatkan unsur hara dan air.
Setelah lahan dibersihkan, langkah berikutnya adalah pengolahan tanah dengan membajak atau mencangkul tanah sedalam 20 hingga 30 cm.
Sedangkan pada tanah masam, perlu dilakukan pengapuran untuk menaikkan pH tanah menggunakan kapur dolomit. Kegiatan ini dilakukan hendaknya 2 hingga 3 minggu sebelum penanaman dengan cara disebar di permukaan tanah.
Saat lahan sudah siap, lakukan pemasangan mulsa plastik hitam-perak. Ini bermanfaat untuk mempertahankan kelembaban tanah, menahan evaporasi, memperkecil kehilangan pupuk, mengurangi serangga dan menghambat pertumbuhan gulma.
Baca Juga:
Aparat Gabungan Gagalkan Penyelundupan BBL dari Jateng dan Jabar
Bangun Rantai Pasok Melalui Kemitraan Closed Loop Hortikultura
3. Pemupukan
Pada waktu pengolahan tanah, lahan sebaiknya dipupuk menggunakan pupuk kandang yang sudah matang dengan dosis 10 ton per hektar, lalu dicampur merata dengan tanah.
Pemberian pupuk buatan saat tanaman dilakukan dengan memberikan Urea sebanyak 65 kg per hektar. Kemudian beri pupuk TSP 40 kg per hektar bersamaan dengan Urea.
4. Pemeliharaan
Dalam waktu 2 hingga 3 hari setelah tanam, biji buncis mulai berkecambah. Kemudian satu minggu setelah tanam, kecambah telah tumbuh menjadi tanaman-tanaman kecil. Biji yang tidak berkecambah harus segera diganti dengan benih yang baru atau disulam.
Selanjutnya pengairan pada areal pertanam perlu diperhatikan, terutama ketika musim kemarau.
5. Panen
Buncis dapat dipanen dalam waktu 45 hingga 80 hari setelah tanam. Tanaman ini dapat dipanen dengan ciri-ciri, seperti permukaan agak kasar, biji belum menonjol dan warna agak muda.
Pemanenan dilakukan secara manual, yaitu dipetik dengan tangan. Dengan cara ini, pemanenan dapat dilakukan secara selektif, yaitu memotong polong yang telah memenuhi kriteria panen.