Berita Hortikultura - Sebuah studi baru menunjukkan bahwa polusi di lapisan paling bawah atmosfer yaitu troposfer menurunkan hasil panen jagung
SariAgri - Langit atau atmosfer memiliki berbagai fungsi untuk menjaga kehidupan di bumi, mulai dari proses adanya hujan hingga menyerap panas dari matahari. Namun aktifitas manusia telah membentuk polutan berbahaya di atmosfer.
Sebuah studi baru menunjukkan bahwa polusi di lapisan paling bawah atmosfer yaitu troposfer menurunkan hasil panen jagung, dan mengubah jenis bahan kimia yang ditemukan di dalam daunnya.
Lapian ozon ini terbentuk ketika nitrous oksida, yang dilepaskan dari industri dan knalpot mobil, kemudian diuraikan oleh sinar matahari dan bereaksi secara kimiawi untuk membentuk ozon.
Para peneliti di University of Illinois Urbana-Champaign telah mempelajari efek polusi ozon pada tanaman selama lebih dari 20 tahun. Polusi ozon lebih tinggi di belahan bumi utara, dan puncaknya pada bulan-bulan musim panas yang lebih hangat.
Baca Juga:
Kaya Manfaat, Begini Cara Budidaya Jagung Manis
Dinar Candy Doyan Begituan, Waspada 5 Makanan Ini Bisa Bunuh Gairah Seks
"Konsentrasi tinggi dari polusi ozon tumpang tindih secara temporal dan spasial dengan pertumbuhan tanaman, jadi penting untuk mempelajari bagaimana konsentrasi ozon yang tinggi mempengaruhi hasil panen," kata Jessica Wedow, mantan Ph.D. siswa di lab Ainsworth.
Para peneliti mengamati tiga jenis jagung: dua galur B73 dan Mo17, dan persilangan hibrida B73 × Mo17. Mereka menemukan bahwa tekanan ozon kronis menyebabkan penurunan hasil panen pada tanaman hibrida sebesar 25%, sementara tanaman hasil perkawinan tidak terpengaruh.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tanaman jagung hibrida menua lebih cepat daripada tanaman hasil perkawinan. Jagung hibrida terbukti lebih sensitif terhadap paparan ozon, karena menghasilkan lebih banyak bahan kimia untuk merespon konsekuensi stres ozon kronis.
"Studi ini memberikan petunjuk untuk meningkatkan toleransi jagung terhadap polusi ozon," pungkas Lisa Ainsworth (GEGC), Pemimpin Riset di Departemen Pertanian AS (USDA).