Mengenai Talas Jumbo ‘Paratama’ Buah Tangan Persilangan Tiga Ilmuwan LIPI

Ilustrasi talas Garut. (Foto: Istimewa)

Editor: M Kautsar - Kamis, 6 Mei 2021 | 15:40 WIB

SariAgri -  Meskipun namanya masih terdengar asing dibanding talas Bogor yang lebih dulu mendunia, kehadiran talas jumbo ‘Pratama’ di Garut, Jawa Barat, bisa menjadi bahan pangan alternatif menjanjikan bagi masyarakat.

Koordinator Petani Talas Pratama Kabupaten Garut, Jejen Jainuddin mengatakan, penamaan talas Pratama, merupakan akronim atau kependekan kata dari tiga penemu utama tanaman Colocasia esculenta jenis umbi-umbian tersebut.

“Penemuanya itu yakni Profesor Pranata, Profesor Tatang, dan Profesor Maria, jadilah Pratama, semuanya ilmuwan dari LIPI,” ujar Jejen, Kamis (6/5). 

Ketiganya ujar dia, berhasil menemukan spesies baru talas Pratama, hasil dari persilangan beberapa talas unggulan tanah air, termasuk talas Bogor yang terkenal akan kelembutan dan legitnya.

“Kalau soal bagaimana prosesnya saya sendiri kurang begitu hafal,” ujar dia.

Jejen menyatakan, dibanding talas lainnya, keberadaan talas Pratama memiliki beberapa keunggulan dengan nilai keekonomian yang terbilang menjanjikan. “Talas Pratama itu bisa dimanfaatkan mulai dari buahnya, tangkai hingga daunnya,” kata dia.

Jejen kemudian menerangkan beberapa keunggulan talas Pratama yakni, pertama, tingkat produksinya yang terbilang tinggi, dengan kondisi tanaman yang relatif lebih kuat terhadap serangan penyakit pseudomonas atau layu pusarium.

“Penyakit itu bisa menyebakan kematian dan busuk dalam umbi, nah talas Pratama direkayasa untuk melawan penyakit jenis bakteri itu,” kata dia.

Kedua, buah talas Pratama memiliki tekstur buah yang lebih lembut dan legit, sehingga kerap dijuluki rajanya talas di kalangan petani talas. “Soal rasa boleh diadu,” ujar dia dengan ramah.

Ketiga, talas Pratama mampu bertahan di area tanam dengan ketinggian 1.500 mdpl, tanpa ada perubahan rasa yang dihasilkan dari tanaman talas Pratama. 

“Biasnya kalau area tanaman talas semakin ke atas (ketinggian), rasanya mulai berubah, kalau talas Pratama sama saja,” kata dia.

Keempat, talas Pratama memiliki nilai keekonomian yang lebih tinggi mulai dari buah, batang hingga daun, bisa diolah menjadi aneka ragam bahan pangan alternatif yang cukup menjanjikan bagi masyarakat. 

“Kami sudah coba diolah menjadi kue brownis, kukus, stik, keripik hingga menjadi beras talas, bahkan di Pandeglang daun talas diubah menjadi ‘tembakau’ talas,” kata dia.

Dengan berbagai keunggulannya itu ujar Jejeng, beberapa eksportir tanah air sudah meminta pesanan batang talas Pratama untuk tujuan ekspor negeri ginseng Korea Selatan.

“Untuk apanya saya kurang tahu, tapi permintaannya minimal 20 ton batang kering talas Pratama,” ujar dia. 

Jejen berharap, dengan semakin banyaknya petani yang mulai melirik potensi talas Pratama, keberadaan talas Pratama mampu meningkatkan taraf kesejahteraan petani di daerah.

“Tingga kita olah bagaimana caranya agar semua tanaman talas, dari buah, batangnya daunnya bisa bermanfaat,” kata dia bangga.