Teknik Pemeliharaan Tanaman Hias Alokasia Agar Tumbuh Optimal

Ilustrasi Tanaman Hias Alokasia (Istimewa)

Editor: Reza P - Kamis, 13 Mei 2021 | 17:20 WIB

SariAgri - Tren tanaman hias seolah tidak pernah padam, apalagi di tangan para pecinta tanaman yang turut membudidayakan dan melestarikannya. Salah satu tanaman hias yang banyak diburu adalah Alokasia, di mana memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi.

Alokasia merupakan tanaman hias yang memiliki karakteristik unik, di mana tampilan daun simetris, tebal, struktur urat daun  tegas dengan warna daun yang khas serta morfologi batang yang kokoh sehingga cocok digunakan sebagai dekorasi rumah. 

Namun, untuk melahirkan pertumbuhan Alokasia yang sempurna diperlukan beberapa tahap budidaya, sehingga nilai jualnya pun akan meningkat. Umumnya media tanam yang digunakan untuk budidaya Alokasia terdiri dari campuran  kompos, sekam padi/sekam  bakar, humus bambu dan pupuk dan ditanam dalam pot.

Beberapa jenis Alokasia yang dibudidayakan sebagai tanaman hias pot antara lain, Alocasia scalprum, Alocasia cuprea, Alocasia regina, Alocasia silver dragon,  Alocasia amazonika dan Alocasia black velvet.

Untuk mendapatkan pertumbuhan Alokasia dengan kualitas prima, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Simak ulasan berikut yang dilansir dari laman Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) Kementerian Pertanian.

1. Penyiraman

Saat musim kemarau penyiraman  tanaman dilakukan dua kali seminggu karena proses penguapan cukup tinggi. Sedangkan saat musim hujan penyiraman cukup sekali dalam seminggu. Penyiraman pada tanaman sebaiknya dilakukan pada pagi hari agar menghindari terjadi busuk pada  daun karena kelembaban yang tinggi. Suhu yang ideal untuk pertumbuhan Alokasia berkisar 20-25° C.

 Pemberian naungan paranet 60% menghasilkan pertumbuhan tanaman yang optimal. Hal tersebut  ditandai  dengan morfologi tanaman menjadi kekar serta warna daun yang cerah dan mengkilap.

2. Pemupukan

Pemberian pupuk majemuk diberikan sekali selama satu bulan dan dosis disesuaikan dengan ukuran pot  tempat  menanam Alokasia. Umumnya pupuk yang digunakan memiliki unsur Nitrogen yang tinggi. Kandungan  zat N dalam  pupuk tersebut dapat memicu klorofil pada tanaman untuk menghasilkan zat hijau daun.

 Sebagai  pupuk tambahan bisa juga diberikan pupuk majemuk lainnya yang unsur N, P dan  K  seimbang  (contohnya pupuk  Growmore), dengan  cara dicairkan terlebih dahulu kemudian disemprotkan  pada daun dengan konsentrasi  1–2 gram/liter  air. Aplikasi pupuk tersebut dilakukan pada pagi hari atau sore hari.

3. Pemeliharaan dan Perawatan

Pemeliharaan dan perawatan dilakukan dengan penggantian media tanam (repotting) setiap enam bulan sekali. Reporting dilakukan jika media tanam mulai memadat dan tidak gembur lagi. Tujuan repotting adalah menjaga akar tanaman tetap sehat dan menghindari dormansi umbi.  Perawatan rutin seperti pemangkasan daun tua dan kering akan memacu pertumbuhan tunas baru sehingga tanaman lebih rimbun.

4. Pengendalian hama dan penyakit

Kelembaban  media  tanam yang tinggi dapat menyebabkan tanaman Alokasia rentan terserang hama dan penyakit khususnya Cendawan Sclerotium rolfsii yang berkembang pesat pada kelembapan lebih dari 60%.

Hama yang sering dijumpai menyerang Alokasia antara lain, siput kecil, ulat dan belalang. Hama tersebut memakan daun-daun muda tanaman sehingga  daun menjadi rusak (berlubang/bolong-bolong). Pengendalian hama seperti siput menggunakan pestisida yang berbahan  aktif metaldehyde  5% dengan  menaburkan pada media tanam.

Sedangkan  untuk hama belalang  dan ulat menggunakan insektisida yang berbahan aktif deltametrin. Insektisida ini berupa racun kontak pada lambung yang bekerja cepat dalam mengendalikan hama.