Petani Milenial Raup Omzet Rp70 Juta Sekali Panen Cabai, Ini Kisahnya

Penulis: Rashif Usman, Editor: Reza P - Senin, 28 Juni 2021 | 13:20 WIB
SariAgri - Memilih profesi menjadi petani dengan latarbelakang seorang sarjana memang tidaklah mudah. Sebab, bagi sebagian orang akan merasa gengsi dengan profesi tersebut.
Namun, hal ini tidak berlaku bagi Pulong, seorang sarjana dari Fakultas Pertanian, UGM yang memilih profesi menjadi petani cabai. Dirinya mengakui bahwa ketertarikannya menjadi petani karena ingin menjadi generasi milenial penerus petani di Indonesia.
Mengutip dari akun Youtube Mitra Bertani TV, Pulong membagikan kisahnya soal menjadi petani cabai. Ia mengatakan bahwa masa panen dari kebun cabainya baru mengalami 20 kali panen. Namun, siapa sangka, dirinya bisa meraup omzet hingga Rp70 juta sekali panen.
"Petikan ke 20 kali. kalo yang kemaren alhamdulilah masih 5 kwintal sebelumnya hampir 1 ton, harga 80 ribu," katanya.
Pulong menjelaskan varietas yang digunakan dalam budidayanya menggunakan varietas Ori 212 dengan jarak tanam 43x45 cm. Sedangkan untuk pupuk dasar, ia menggunakan kotoran kambing dan dolomit. Penggunaan pupuk kimia pun digunakan hanya sebagai pupuk susulan.
"Ini untuk dasaran paculan pertama, cangkulan pertama kemaren cuma pake kotoran kambing sama dolomit. Kimia untuk pupuk susulan," ujarnya.
Untuk intensitas pemberian pupuk, lanjut Pulong, melihat dari perkembangan dan kebutuhan tanaman cabai. Menurutnya tidak ada acuan pemberian pupuk dalam jangka waktu tertentu.
"kita lihat tiap sore atau pagi kan, lihat pertumbuhannya gimana kalo belum perlu ditambah yaudah gausah ditambah," ucapnya.
Sedangkan untuk pupuk daun, Pulong menggunakan moden foll. Namun, bila daun menampakan gejala seperti daun keriting atau kuning dirinya menambahkan untuk menggunakan pupuk vitaron.
Kemudian untuk mencegah jamur, Pulong menggunakan bahan fungisida seperti, aktifazosisitribin, divenekazol, mancozeb dan menggunakan bahan pelindung kover wp. Selain itu ia juga menambahkan lagi dengan calsium.
Baca Juga: Petani Milenial Raup Omzet Rp70 Juta Sekali Panen Cabai, Ini Kisahnya
Akibat Cuaca, Tanaman Petani Cabai di Lombok Rusak Terserang Hama
Selanjutnya, Pulong memberi pesan kepada generasi milenial untuk tidak gengsi menjadi petani.
"Kepada teman-teman generasi saya yang mau jadi petani, sudah jadi petani atau baru berkeinginan jadi petani. Saya pesennya jadi petani itu memang berat tapi di sisi lain, petani itu yang menyediakan pangan bagi kita semua. Jadi siapa lagi kalau bukan kita yang generasi muda," pungkasnya.