Dampak Banjir Januari 2021, Kalsel Terancam Krisis Jeruk

Tanaman jeruk. (Sariagri/Ibrahim Batola)

Editor: Arif Sodhiq - Jumat, 23 Juli 2021 | 20:50 WIB

SariAgri - Ratusan ribu pohon jeruk milik petani yang tersebar di sejumlah daerah di Kalimantan Selatan (Kalsel) mati akibat terendam banjir besar awal Januari 2021 lalu. Akibatnya, Kalsel diperkirakan mengalami krisis buah jeruk pada 2022 mendatang.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Provinsi Kalsel, Syamsir Rahman mengungkapkan ratusan ribu pohon jeruk dengan total seluas 37 ribu hektare di Kalsel mati akibat banjir.

"Di Batola, ada 16 ribu hektare dan Banjar 8.500 hektare, selebihnya tersebar di Tanah Laut dan kabupaten lainnya,” ujarnya.

Syamsir memperkirakan Kalsel akan mengalami krisis buah jeruk pada 2022. Padahal, labjut dia, sebelum banjir melanda, produksi jeruk Kalsel melimpah ruah.

“Jeruk kita selain untuk memenuhi permintaan pasar di Kalsel juga dikirim ke provinsi tetangga seperti Kaltim dan Kalteng. Kita juga kirim ke Pulau Jawa,” katanya.

Ancaman krisis buah jeruk ini mengundang keprihatinan Pemprov Kalsel. Karena itu Pemprov Kalsel berupaya membantu petani dengan mengganti tanaman jeruk yang mati dengan bibit baru.

Baca Juga: Dampak Banjir Januari 2021, Kalsel Terancam Krisis Jeruk
Ratusan Ribu Pohon Jeruk Terancam Mati Akibat Banjir

“Kita sudah usulkan ke Pemprov. Semoga akhir Agustus ini bibit jeruk sudah bisa kita serahkan kepada petani. Tahap awal sudah kita siapkan 200 ribu bibit jeruk jenis Siam yang berasal dari Batola dan sebagian lagi dari Kalimantan Barat,” kata Syamsir.

Namun, Syamsir menambahkan upaya Pemprov Kalsel membantu bibit jeruk kepada petani tidak diikuti Kabupaten terdampak. Menurut dia, seharusnya kabupaten ikut membantu, bukan hanya mengusulkan saja.

"Mestinya kabupaten juga ikut membantu,” pungkasnya.

Video terkait: