Kisah Petani Tapanuli Utara, Mendulang Untung dari Mangga Muara Warisan Ratusan Tahun

Frans Siburian, petani mangga muara.(Youtube Dinas Pertanian Tapanuli Utara)

Penulis: Arif Sodhiq, Editor: Reza P - Jumat, 17 September 2021 | 13:00 WIB

Sariagri - Salah satu komoditas unggulan daerah Tapanuli Utara yang masih jarang diketahui masyarakat luas yaitu buah mangga muara. Disebut muara, karena tanaman mangga jenis ini banyak ditemukan di Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara.

Frans Frano Siburian warga Desa Batubinumbun, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara sukses menjadi petani mangga muara.

Frans mengatakan sebagian besar warga desa mempunyai pohon mangga muara yang merupakan peninggalan orang tua bahkan nenek moyang mereka.

“Mayoritas disini punya pohon mangga, mulai dari orang tua hingga nenek moyang kami sudah mengenal mangga muara ini dan diwariskan kepada kami sekarang,” ujar Frans dikutip dari Channel Youtube Dinas Pertanian Tapanuli Utara.

Menurut Frans, banyak pohon mangga muara yang telah berumur lebih dari 100 tahun. Sementara sebagian pohon mangga muara lainnya berusia belasan hingga puluhan tahun.

“Banyak pohon mangga muara yang sudah tua berusia sekitar 150 tahun, ada juga sebagian ditanam orang tua kami yang sekarang usia pohonnya berusia 15 – 20 tahun,” ungkap Frans.

Frans menyebutkan di kebun miliknya terdapat sekitar 150 pohon mangga muara. Dari jumlah itu 50 pohon diantaranya berusia ratusan tahun dan 100 pohon berusia sekitar 12 – 20 tahun.

Menurut dia, menjadi petani mangga muara bisa mendapat keuntungan lebih ketika cuaca dan harga mendukung. Dalam setahun pohon mangga muara bisa dipanen ketika musimnya tiba selama kurang lebih 2 bulan. Dari pohon mangga yang berusia puluhan tahun diakui Frans dapat menghasilkan buah hingga 100 kilogram per tanaman selama musimnya.

Rata-rata harga buah mangga muara yaitu Rp7.000 per kilogram, maka dari pohon yang berusia puluhan tahun saja Frans mengaku bisa mendapat omzet hingga Rp70 juta dalam setahun belum termasuk penghasilan produksi mangga dari pohon berusia ratusan tahun.

“Dengan perawatan yang baik dapat menghasilkan mangga yang bagus dan sangat manis,” katanya.

Keunggulan mangga muara, lanjut dia, ukurannya lebih kecil dengan kulit berwarna kuning ketika masak dan bisa dikonsumsi beserta kulitnya.

“Keunggulan mangga muara ini bentuknya agak kecil tetapi warnanya menarik. Umumnya kami di sini setelah dipanen bisa langsung dimakan bersama kulitnya dan rasanya sangat manis,” jelasnya.

Tak heran, mangga muara menjadi pilihan dalam program “one village one product” oleh pemerintah daerah. Frans mengaku, sejak adanya sarana dan fasilitas jalan yang disediakan Pemda menuju kebun mangga warga, kini banyak pembeli langsung berkunjung ke kebun mangga miliknya.

“Maka para petani kini banyak yang menjual mangga langsung dari pohonnya. Jadi para pembeli yang datang ke pohonnya," katanya.

Baca Juga: Kisah Petani Tapanuli Utara, Mendulang Untung dari Mangga Muara Warisan Ratusan Tahun
Tak Sengaja, Petani Mangga Ini Malah Bangun Agrowisata di Indramayu

Pengunjung yang datang ke kebun bisa membeli langsung buah mangga muara sambil menikmati pemandangan Danau Toba.

Frans bersama petani mangga muara lainnya berharap pemerintah memberikan pelatihan dan fasilitas kepada petani untuk membuat produk turunan mangga muara seperti jus dan olahan lainnya.

“Harapan kami kepada pemerintah daerah, petani mangga di sini bisa buat juga produk turunan dari mangga. Misalkan memberi pelatihan dan fasilitas bagi petani untuk membuat jus mangga atau semacamnya. Selain itu harga di pasaran diharapkan agar bisa tetap normal sehingga para petani di sini bisa meningkatkan taraf hidup sebagai petani mangga,” pungkasnya.\

Video terkait: