Bersama Koperasi, Menteri Teten Ajak Pembudidaya Penuhi Pasar Tanaman Hias Dunia

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki saat_mengunjungi_Green_House milik Minaqu Indonesia (Foto: Kemenkop UKM)

Editor: M Kautsar - Rabu, 20 Oktober 2021 | 14:50 WIB

Sariagri - Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan bahwa tanaman hias memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia, pasalnya global market value atau potensi pasar tanaman hias di dunia mencapai nilai Rp3.000 triliun, lebih tinggi dibandingkan kopi dan teh. Namun, Indonesia baru memenuhi ceruk pasar dunia sebesar 0,01 persen.

"Saya sangat mengapresiasi atas apa yang telah dilakukan Minaqu Indonesia sebagai offtaker produk tanaman hias yang telah menggandeng kurang lebih 1.000 petani di Jawa Barat dan telah bermitra dengan 4 koperasi," ujarnya saat meninjau Green House milik Minaqu Indonesia, di Desa Sukamantri, Kecamatan Tamansari, Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/10).

Para petani, lanjut Teten, harus dikonsolidasi, jangan biarkan mereka hanya menggarap di lahan yang sempit. Menurutnya, para petani lebih baik terkonsolidasi melalui koperasi.

“Kalau sudah ada koperasi, para petani dapat fokus untuk berproduksi di lahan yang juga dikonsolidasikan menjadi skala ekonomi," katanya.

Teten mengungkapkan bahwa koperasi merupakan offtaker pertama sebagai agregator, di mana melakukan pengolahan hasil panen, dan berhadapan dengan pembeli sehingga harga tidak dipermainkan buyer.

"Koperasi sebagai badan usaha yang berbadan hukum juga dapat melakukan kerja sama dengan berbagai pihak. Mulai dari akses terhadap sumber-sumber pembiayaan dan kerja sama dengan perguruan tinggi untuk teknologi tepat guna, sampai pada hilirisasi produk (pemasaran) baik secara offline dan online," ungkapnya.

Kunjungannya tersebut sekaligus untuk melakukan penandatanganan MoU antara Minaqu Home Nature (Minaqu Indonesia) dengan Koperasi Agro Tora Wajasakti (Sukabumi). Menurutnya, Minaqu telah mencerminkan terjadinya proses inclusive close loop, di mana telah tercipta sebuah ekosistem terintegrasi dari hulu hingga hilir.

"Minaqu tidak hanya bertindak sebagai offtaker dari hasil produksi petani, namun juga memberikan pendampingan mulai dari pembibitan, proses produksi, hingga pemasarannya untuk pasar ekspor," tandasnya.

Banyaknya permintaan tanaman hias dari mitra luar negeri yang telah bekerja sama dengan Minaqu, Teten berharap koperasi lainnya yang telah mengkonsolidasikan lahan anggotanya, juga dapat memanfaatkan peluang ini dan menjalin kemitraan.

Baca Juga: Bersama Koperasi, Menteri Teten Ajak Pembudidaya Penuhi Pasar Tanaman Hias Dunia
Tanaman Hias Petani di Kota Batu Didorong Tembus Pasar Ekspor

Dia menambahkan pemanfaatan teknologi informasi melalui platform digital minaquindonesia.com, dijadikan sebagai akselerasi menuju go digital dan go global.

"Sudah sangat tepat sebagai platform yang menjadi gerbang pemasaran global tanaman hias yang selanjutnya akan dikembangkan bagi komoditas agriculture lainnya, yang saat ini sudah dijangkau lebih dari 50 negara di dunia," pungkasnya.