Penelitian Terbaru Ungkap Pisang Bermanfaat untuk Kesehatan Usus

Penulis: Rashif Usman, Editor: Reza P - Kamis, 20 Januari 2022 | 14:00 WIB
Sariagri - Sudah menjadi rahasia umum bahwa pisang memang memiliki ragam manfaat untuk kesehatan tubuh. Misalnya, psisang mengandung antioksidan yang dapat meningkatkan kekebalan dan mengurangi risiko penyakit kronis.
Selain itu, menurut Journal of Medical and Allied Sciences pisang juga membuat tidur lebih nyenyak karena adanya kandungan triptofan dan melatonin. Namun, penelitian terbaru menambahkan manfaat pisang lainnya, yakni menyehatkan usus.
Pisang Bermanfaat untuk Usus
Mengutip dari thehealthy, pada tahun 2021, para peneliti dari Australia meninjau lebih dari 50 penelitian sebelumnya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana usus (sistem pencernaan) mempengaruhi kesehatan kita secara umum.
Hasil penelitian kemudian dipublikasikan dalam Journal of Gastroenterology and Hepatology, hasilnya para peneliti mengungkapkan pentingnya mikrobioma usus yang seimbang.
Lantas apa hubungannya dengan pisang?
Pisang kaya akan jenis serat yang disebut sebagai larut, salah satu jenis prebiotik, di mana prebiotik adalah 'makanan' bagi bakteri usus baik untuk melakukan berbagai aktivitas sehat, memainkan peran penting dalam fungsi seperti pencernaan dan pengaturan sistem kekebalan tubuh.
"Pisang sangat tinggi dalam jenis serat yang disebut serat larut , yang merupakan jenis prebiotik," kata Sally Twellman, ahli diet terdaftar di Heading Health.
Baca Juga: Penelitian Terbaru Ungkap Pisang Bermanfaat untuk Kesehatan UsusPenelitian Terbaru: Anggur Mencegah Serangan Jantung dan Stroke
Alasan Dibalik Kesehatan Usus Penting
Twellman mengungkapkan bahwa semua sistem kesehatan pada tubuh berawal dari sehatnya sistem pencernaan. Jika bakteri baik mikrobioma usus tidak diberi prebiotik, bakteri ini akan mati, menciptakan ketidakseimbangan bakteri usus yang dikenal sebagai dysbiosis.
Menurut International Journal of Molecular Sciences, peneliti telah menunjukkan bahwa dysbiosis dapat berkontribusi pada kondisi kronis seperti penyakit radang usus (IBS), obesitas, diabetes, dan kanker.