Apa Itu Maggot BSF dan Bagaimana Membudidayakannya

Editor: Putri - Kamis, 24 Maret 2022 | 15:50 WIB
Sariagri - Maggot BSF atau Black Soldier Fly atau lalat tentara hitam adalah larva dari jenis lalat besar berwarna hitam yang memiliki rupa seperti tawon.
Perlu diketahui, maggot BSF adalah bentuk dari siklus pertama larva lalat tentara hitam yang nantinya bermetamorfosa menjadi lalat dewasa.
Meski terdengar kotor atau menjijikkan, larva tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. Salah satunya sebagai pakan ternak.
Hewan satu ini merupakan pilihan favorit untuk pakan ternak. Hal tersebut dikarenakan hewan ini memiliki nutrisi yang amat baik untuk ternak.
Menurut berbagai sumber, kandungan E. coli 0157: H7 dan Salmonella enterica berkurang secara signifikan yang diukur dalam kotoran ayam. Selain baik, hewan tersebut juga aman.
Selain itu, hewan ini juga bermanfaat untuk mengurai sampah. Larva ini dapat memecah makanannya dan menciptakan panas serta meningkatkan penguapan kompos.
Manfaat lainnya, larva lalat prajurit hitam ini dapat digunakan untuk memproduksi kitin Kitin digunakan sebagai alternatif melawan biofouling.
Kitin juga digunakan dalam pemurnian air dan sebagai bahan pembenah tanah. Hal tersebut meningkatkan kesuburan tanah dan ketahanan tanaman.
Mengutip situs resmi Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak, diperlukan sebanyak 10.000 larva dalam waktu 24 jam untuk mengurai 1 kilogram sampah organik.
Tidak heran jika meskipun membuat orang bergidik, larva ini bisa menjadi lahan bisnis. Berikut cara budidaya maggot bsf untuk pemula.
1. Penyiapan Kandang
Besar ukuran kandang sekitar 2,5 x 4 x 3 meter. Selain itu, maksimal suhu pada kandang 36 derajat Celsius. Diusahakan agar tidak terkena hujan dan tidak terkena cahaya matahari langsung serta memiliki sirkulasi udara yang baik.
2. Menyiapkan Telur
Jika ingin cara alami, pancing lalat untuk betelur dengan meletakkan kotoran hewan, limbah, atau sampah di tempat yang teduh.
Namun juga bisa tidak perlu susah-susah seperti itu. Telur maggot bsf banyak dijual dengan harga pasaran antara Rp5.000-8.000 per gram. Bahkan saat ini sudah banyak tersedia pelaku usaha maggot BSF yang menjual telurnya secara daring.
3. Penetasan Telur
Pada proses ini, telur ditetaskan pada kandang yang memiliki pakan yang sifatnya lembut dan mudah ditembus oleh larva kecil, seperti buah-buahan, ampas tahu, atau ampas kelapa.
Pemberian makanan diberikan sekali saja tanpa ada penambahan. Kecuali jika berada daerah panas, pemberian air tambahan harus dipertimbangkan setelah beberapa hari apabila makanannya mulai mengering.
4. Penjagaan Media Penetasan
Dalam proses ini, lalat jenis lain juga akan datang terutama lalat rumah dan lalat hijau. Lalat-lalat tersebut berusaha untuk bertelur dan merebut makanan maggot BSF.
Perkembangan maggot lalat hijau dan lalat rumah lebih cepat dari BSF. Oleh sebab itu, harus diberi perlindungan agar media pakan tidak dipenuhi oleh lalat lain.
5. Pemindahan
Jika sudah menetas dan ukurannya mencapai ukuran 3-4 cm, sudah siap untuk dipindah ke media pembesaran. Pemindahan larva tersebut ke media pembesaran untuk menghindari telur-telur lainnya tertekan dan pecah.
Sementara untuk tempat pembesaran larva dapat dibuat dari boks kardus kecil atau terbuat dari tripleks. Boks tersebut diisi dedak yang dipenuhi dengan tanah gembur. Sampah organik bisa digunakan sebagai makanan.
Baca Juga: Apa Itu Maggot BSF dan Bagaimana Membudidayakannya8 Manfaat Umbi Porang untuk Kehidupan Manusia
6. Waktu Panen
Terdapat dua cara untuk panen, yaitu panen saat maggot atau saat prepupa. Prepupa adalah fase larva yang sudah tidak makan lagi dan akan menjadi pupa dalam waktu 10 hari
Waktu yang baik untuk panen maggot BSF adalah 2 sampai 3 minggu setelah telur menetas. Agar lalat selalu datang dan pengembangbiakan terus berjalan, taburkan dedak fermentasi di sekitar media penetasan atau ember selama seminggu sekali.