Manfaatkan Waktu Luang saat Pandemi, Pria Ini Pilih Kembangkan Hidroponik

Ilustrasi hidroponik (pexels)

Penulis: Rashif Usman, Editor: M Kautsar - Minggu, 3 April 2022 | 21:00 WIB

Sariagri - Zulfikri (22), pria asal Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan memilih terjun jadi petani hidroponik saat pandemi COVID-19 mulai melanda di Tanah Air. Kala itu, Fikri sapaan akrabnya memulai pertanian hidroponik dengan modal Rp1,5 juta.

Sebelumnya, Fikri sudah mengenal pertanian hidroponik sejak masih menjadi mahasiswa di jurusan Agribisnis, Universitas Hasanuddin (Unhas). Ia sempat mengelola greenhouse hidroponik yang ada di kampus.

"Sewaktu kuliah ikut Program Mahasiswa Wirausaha, waktu itu kembangkan selada organik. Dan pemesanannya ke salah seorang pengepul yang juga praktisi hidroponik. Nah dari situ praktisi hidroponik ini adalah vendor di pengerjaan greenhouse di Unhas, dari situ mulai akrab dan mulai ditawari mengelola greenhouse yang ada di kampus," ujar Fikri kepada Sariagri.

"Di 2019 saya mengikuti PWMP (Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian) dari Kementerian Pertanian. Waktu itu saya mengusulkan hidroponik alhamdulillah disetujui. Dari situ saya mulai lebih mengenal hidroponik, mulai belajar dari instalasi, budidaya, pemasarannya juga," sambungnya.

Manfaatkan Waktu Luang saat Pandemi COVID-19

Fikri, petani hidorponik asal Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Istimewa)
Fikri, petani hidorponik asal Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Istimewa)

Awal 2020 COVID-19 melanda di Tanah Air membuat kebijakan Unviersitas untuk belajar dari rumah. Hingga akhirnya Fikri pulang kampung ke Kabupaten Bone. Bermula dari banyaknya waktu luang saat di rumah, Fikri mulai mengembangkan pertanian hidroponik.

"Saya coba pasar-pasar di Bone dan alhamdulillah respon pasar bagus. Mulai dari situlah saya geluti hidroponik dengan usaha mandiri," ucapnya.

Kini usaha hidroponik memiliki kapasitas produkai 1000 lubang tanam dengan luasahan lahan 4x15 meter. Disana ia menanam sayuran jenis selada dan Pakcoy. Namun, kedepannya Fikri akan memperlebar kebunnya dengan membangun greenhouse.

Baca Juga: Manfaatkan Waktu Luang saat Pandemi, Pria Ini Pilih Kembangkan Hidroponik
Melihat Antusiasme Warga Tinggi, Ini Kisah Bani Kembangkan Hidroponik

"Sayuran yang ditanam ada selada dan pakcoy. Untuk komoditas sekarang yang banyak itu selada. Tapi karena sekarang harga kurang stabil yang disebabkan oleh banyak pemain-pemain baru yang masuk ke pasar, maka kami berencana mencari komoditas lainnya, sepeti tomat ceri, tomat buah, paprika, melon untuk target pasar lokal ataupun pasar manca juga," terangnya.

Fikri menuturkan bahwa ia menjual hasil panennya ke restoran, kafe frozen food, mitra petani dan konsumen rumah tangga langsung. Untuk omzet ia mengaku bisa meraup Rp3 juta hingga Rp5 juta per bulannya.