Cara Menanam Jahe dengan 6 Langkah Berikut

Ilustrasi jahe. (Foto: Pixabay)

Editor: Putri - Kamis, 28 April 2022 | 16:40 WIB

Sariagri - Jahe sudah tersohor atas manfaatnya untuk kesehatan. Rempah-rempah yang satu ini dikenal memiliki banyak khasiat oleh masyarakat sejak zaman dulu. Tidak heran jahe termasuk dalam tanaman herbal.

Kabar baiknya, kamu bisa menanam jahe sendiri. Cara menanam jahe gampang-gampang susah, namun bukan berarti kamu tidak bisa melakukannya sama sekali. Ketika kamu mengetahui cara menanam jahe, kamu nantinya bisa merasakan manfaatnya setiap hari.

Mengutip berbagai sumber, berikut cara menanam jahe agar hasil melimpah dan cara menanam jahe di polybag.

1. Pemilihan Bibit

Cara menanam jahe dimulai dengan memilih bibit berkualitas. Ambil bibit jahe dari tanaman tua dan berumur sekitar 10 bulan.

Pastikan pohon induk bibit yang dipilih dalam keadaan sehat dan tidak terserang hama penyakit. Degan demikian kualitas rimpang yang digunakan pun dalam keadaan prima.

Lebih bagus lagi memilih bibit yang diambil dari kebun. Pilih yang tampilannya bagus dan tidak ada cacat luka ataupun lecet.

2. Menyediakan Media Tanam

Cara menanam jahe selanjutnya adalah menyiapkan media tanam. Siapkan tanah yang digemburkan dan dicampur dengan pupuk. Untuk menanam di polybag, campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan adalah 1:1.

Setelah media tanaman siap, diamkan campuran tanah dan pupuk selama sminggu. Hal tersebut dilakukan agar proses fermentasi alami terjadi dan tanah diap ditanam jahe.

Sementara cara menanam jahe di lahan terbuka, sebanyak 10 kilogram pupuk kandang ditaburkan ke lahan seluas 10 meter. Tanah yang sudah ditaburkan pupuk kandang tersebut harus didiamkan selama seminggu.

3. Penanaman

Penanaman dilakukan dengan bibit yang telah disemai atau langsung dari rimpang yang baru saja dipanen. Penanaman rimpang dapat dilakukan dengan menanam ke dalam lubang tanam, sedangkan bibit semai harus melewati proses penyemaian terlebih dahulu.

Kelebihan menanam jahe langsung dari rimpang yaitu pengadaan dan pengangkutan lebih mudah, sebab hanya perlu menanam kembali rimpang yang baru saja ditanam tanpa perlu menyemai bibit. Namun jika tidak disimpan dengan hati-hati, akan busuk atau rusak.

Apalagi jika rimpang yang dipilih tidak berkualitas, menghasilkan tumbuhan yang tidak bagus dan tanaman belum memiliki kepastian tumbuh sempurna yang mengakibatkan waktu tumbuh lebih lama.

4. Pemberian Pupuk

Melansir situs nad.litbang.pertanian.go.id, tanaman jahe membutuhkan tanah yang peredaran udara dan air dapat berjalan baik, sehingga tanah harus digemburkan.

Untuk pemupukan secara organik, dapat menggunakan pupuk kompos organik atau pupuk kandang. Pemberian pupuk kompos organik dilaukan di awal pertanaman saat pembuatan guludan sebagai pupuk dasar yang ditebar dan dicampur tanah olahan.
Saat berumur 2-4 bulan, tanaman jahe dapat diberikan pupuk organik dan pupuk buatan seperti urea 20 gram/pohon, TSP 10 gram/pohon, ZK 10 gram/pohon, pupuk nitrogen (60 kg/ha), P2O5 (50 kg/ha), dan K2O (75 kg/ha).

5. Perawatan

Tanaman jahe sebenarnya tidak memerlukan terlalu banyak air untuk pertumbuhannya. Namun penanaman jahe sebaiknya dilakukan di awal musim hujan, sekitar bulan September-Oktober. Hal tersebut dikarenakan tanaman muda membutuhkan air yang lebih banyak untuk pertumbuhannya.

6. Panen

Waktu panen jahe tergantung dari kebutuhan dan penggunaan jahe. Jika dibutuhkan untuk bumbu masak, tanaman jahe bisa dipanen di usia 4 bulan.

Baca Juga: Cara Menanam Jahe dengan 6 Langkah Berikut
Banyak Khasiat, Begini Cara Mudah Menanam Jahe di Rumah

Sedangkan jika tujuannya untuk dijual, sebaiknya dipanen sekitar 10-12 bulan. Selain itu, waktu panen sebaiknya dilakukan sebelum musim hujan, sekitar Juni-Agustus.

Hal tersebut dikarenkan jika melakukan pemanenan saat musim hujan, rimpang akan rusak dan menurunkan kualitas rimpang. Cara memanen jahe dapat dilakukan dengan membongkar tanah dengan hati-hati memakai, setelah itu jahe dibersihkan dari tanah dan kotoran.