Selain Bisa Jadi Sumber Energi, Ini 3 Makanan yang Bisa Didaur Ulang

Penulis: Gloria, Editor: Dera - Sabtu, 2 Juli 2022 | 22:30 WIB
Sariagri - Limbah makanan seringkali disebut limbah tertinggi sehingga berdampak buruk bagi lingkungan. Namun ada beberapa makanan yang justru dapat didaur ulang seperti nanas, vanili dan tebu.
Melansir Malay Mail, residu nanas, vanili dan tebu dapat didaur ulang untuk tujuan yang baik. Nanas dapat digunakan untuk membantu menyingkirkan lemak makanan yang buruk.
Daun nanas ketika dibakar atau ditinggalkan di ladang setelah panen dapat menghasilkan gas rumah kaca. Para peneliti di National University of Singapore mengeringkan dan menghancurkan serat daun nanas untuk mendapatkan bubuk dengan sifat yang mengejutkan yaitu kemampuan untuk menjebak lemak yang tertelan manusia saat makan. Secara konkret, ekstrak daun ini berbentuk kapsul.
Sementara itu, vanili dapat digunakan untuk membuat bioplastik. Vanili atau lebih tepatnya vanillin, komponen utama dari kacang telah digunakan oleh para peneliti di Bowling Green University, di Ohio, AS, untuk membuat bioplastik.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan awal bulan ini di jurnal Angewandte Chemie, para ilmuwan Amerika menjelaskan bahwa mereka telah berhasil memicu degradasi material ketika terkena cahaya dengan panjang gelombang 300 nm. Pada skala ini, komponen dirangsang sedemikian rupa sehingga reaksi kimia dimulai, yang mengarah pada degradasi polimer.
Kemudian, ampas tebu dapat digunakan sebagai sumber energi. Selain itu, ampas tebu juga dapat dibuat menjadi sedotan ramah lingkungan.
Baca Juga: Selain Bisa Jadi Sumber Energi, Ini 3 Makanan yang Bisa Didaur UlangMenyulap Limbah Nanas Jadi Kemasan Makanan agar Lebih Tahan Lama
Di Mauritius, residu berserat yang diperoleh setelah menghancurkan tebu dapat menggantikan batu bara untuk bahan bakar pembangkit listrik termal. Sistem ini menyediakan 14 persen dari kebutuhan listrik Mauritius dan berjalan lancar selama musim tebu.
Pada tahun 2025, pangsa energi terbarukan yang menggerakkan Mauritius harus mencapai 35 persen, sesuai dengan target yang ditetapkan oleh pemerintah.