Budi daya Bunga Krisan Jember Tak Lekang Dihantam Pandemi Covid-19

Budi daya bunga krisan. (Foto: Sariagri/Arief L)

Editor: M Kautsar - Rabu, 23 Juni 2021 | 13:20 WIB

SariAgri - Budi daya bunga seruni atau krisan (Chrysanthemum) menjadi salah satu peluang bisnis yang tidak terdampak sama sekali dengan adanya pandemi Covid-19.

Bahkan keuntungan usaha ini cukup menjanjikan seiring tingginya permintaan sebagai bunga penghias ruangan maupun kado ucapan di momen spesial. Bahkan di segala musim baik penghujan maupun kemarau bunga krisan tetap bisa tumbuh subur dan mampu dipanen setiap tiga bulan sekali.

Salah satu sentra penghasil bunga krisan yakni kawasan puncak rembangan di Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

“Alhamdulillah kawasan puncak rembangan ini tidak terpengaruh perubahan cuaca baik penghujan maupun musim panas kemarau. Ketersediaan air melimpah, sehingga bunga krisan tetap tumbuh subur dengan kualitas baik sehingga tetap menjadi primadona,“ kata salah seorang petani pembudidaya bunga krisan, Tatang kepada Sariagri, Rabu (23/6).

Tatang menjelaskan dalam budi daya bunga krisan, dirinya menerapkan metode kombinasi tanam organik dan non-organik, sehingga mampu menekan biaya operasional. Sebab dalam budi daya bunga hias ini dikenal cukup mahal, tidak hanya dari segi perawatan tapi juga pembuatan ruang pembibitan atau green house.

Selama pandemi, permintaan bunga krisan terus meningkat. Selain disukai untuk dekorasi mempercantik ruangan juga untuk buket pernikahan atau kado ucapan di hari istimewa.

“Hampir setiap hari terus terjadi peningkatan permintaan. kebanyakan untuk buket pernikahan atau hari valentine. Namun tidak sedikit pula yang pesan untuk ucapan hari ulang tahun pernikahan atau lamaran bahkan ada juga yang pesan untuk dikirim pengganti kehadiran akibat larangan mudik lebaran,“ bebernya.

Selain dipasarkan di toko bunga yang ada di sekitar Jember, bunga krisan juga banyak dipesan pelanggan yang ada di Denpasar Bali, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo dan Lumajang.

“Rata-rata per hari kalau kirim antara 100 ikat hingga 150 ikat. Sebenarnya untuk pesanan luar pulau banyak, namun saya tidak berani terima karena takut bunganya layu. Sebab belum ada packing untuk jarak jauh,“ kata dia.

Untuk harga, satu tangkai bunga krisan dijual seharga Rp15.000 jika ditambah spray agar makin wangi dikenakan tambahan biaya Rp14.000 per tangkainya.

“Peluang usaha budidaya bunga krisan atau bunga hidup seruni cukup menjanjikan. Perbulan bisa dapat omset antara Rp10 juta hingga Rp15 juta. Selain alasan lebih indah, bunga hidup krisan atau seruni ini terkesan lebih mewah dibandingkan membeli bunga mati atau bunga buatan,“ pungkasnya.