Usir Kejenuhan, Siswa SMK Diajak Bercocok Tanam Hidrophonik

Siswi SMKPP Mataram bersama siswa sekolah lain menggelar pelatihan menanam sayuran kangkung dengan sistim hidrophonik (Sariagri/Yongki)

Penulis: Andry, Editor: Reza P - Jumat, 19 Februari 2021 | 20:40 WIB

SariAgri - Banyak cara mengajak remaja untuk peduli pada ketahanan pangan. Salah satu sekolah kejuruan di Kota Mataram Nusa Tenggara Barat (NTB) yakni SMKN Pertanian Dan Pembangunan mengajak para siswa untuk menanam ragam jenis sayuran dan buah untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam bercocok tanam.

Selain menjadi kegiatan mengusir kejenuhan di tengah pemberlakuan belajar daring, pelatihan bercocok tanam bagi siswa juga bertujuan meningkatkan keterampilan sebagai bekal mereka saat nanti terjun di tengah masyarakat.

Ari Tentrem, Guru pendamping pertanian SMK Mataram menjelaskan, aktivitas bercocok tanam aneka bibit sayuran dan buah menjadi alternatif sekolah dalam meningkatkan pemahaman para siswa, tentang tanaman pangan yang selama ini menjadi konsumsi utama masyarakat.

"Kita menanamkan rasa cinta kepada pertanian bagi generasi muda, supaya nanti tidak perlu mendatangkan petani dari luar negeri untuk memproduksi bahan pangan yang ada di indonesia," Jelas Ibu Ari, Panggilan akrabnya saat di konfirmasi Sariagri, Jumat, (19/2).

Tidak hanya melibatkan siswa di sekolah setempat, sekolah kejuruan yang merupakan UPT Dinas pertanian provinsi NTB ini juga mengundang siswa dari sekolah lain untuk belajar mengenali segala jenis tanaman. Hal tersebut dilakukan pihak sekolah agar para siswa tidak hanya mendapatkan materi umum namun juga memahami tentang dunia pertanian dan perkebunan untuk masa depan mereka nanti.

"Kita juga melibatkan siswa lain dengan melakukan kerjasama antar sekolah, yang mana siswa di sini yang sudah kelas 2 dan 3 SMK mengajarkan para siswa sekolah lain untuk bercocok tanam," ucapnya.

Dengan memanfaatkan greenhouse di sebuah green kampus milik sekolah, para siswa setiap 3 kali sepekan bisa belajar tentang tanaman yang sengaja dijadwalkan pihak sekolah secara bergiliran untuk menambah pengetahuan berikut mengusir kejenuhan di sela sistem belajar daring yang diterapkan pemerintah saat ini.

"Untuk jadwalnya sendiri kita tidak menentu tergantung jam praktik para siswa. Mengingat di tengah pandemi ini kita juga harus membatasi jumlah mereka dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat," ujarnya.

Dalam kegiatan tersebut, para siswa diberikan pemahaman dalam mengenali media tanam serta membudidayakan tanaman menggunakan cara reguler atau dengan sistem hidroponik yang belakangan digemari masyarakat perkotaan.

"Kita memberikan materi tentang pembiayaan generatif dengan pengenalan biji, dan materi vegetatif dimana anak-anak belajar stek sama sambung pucuk, dan kemudian hari ini mereka belajar hidroponik," katanya.

Baca Juga: Usir Kejenuhan, Siswa SMK Diajak Bercocok Tanam Hidrophonik
Akibat Pandemi Corona, Ekspor Jagung ke Korea Selatan Terhambat

Di lahan sekolah , para siswa menanam bayam, sawi, kangkung, jagung hingga bunga hias seperti adenium dan aglaonema dengan target para siswa memahami cara bercocok tanam yang baik sebagai keterampilan tambahan.

Selain mendapatkan ilmu bercocok tanam,saat ini tanaman para siswa sudah bisa dijual ke konsumen dengan omset lima ratus  ribu hingga satu juta rupiah per kelasnya. dan hasilnya dijadikan modal wirausaha komoditas pertanian di sekolah mereka.