Asal-usul Tanaman Indigofera dan Manfaatnya bagi Manusia dan Hewan Ternak

Tanaman Indigofera. (Dok. Litbang Pertanian)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Kamis, 4 November 2021 | 12:30 WIB

Sariagri - Bagi para peternak, tentu tak asing dengan daun atau tanaman bernama indigofera. Ternyata ia merupakan salah satu hijauan yang benilai nutrisi tinggi yang dapat dijadikan sebagai alternatif pakan hijauan ternak ruminansia selain turi, gamal, lamtoro dan lain-lain.

Indigofera termasuk kedalam family leguminosa pohon atau keluarga polong-polongan, memiliki nama latin indigofera suffruticosa. Adapun ciri-ciri tanaman indigofera yaitu tinggi tanaman berkisar antara 3 sampai dengan 4,5 meter, mempunyai daun majemuk dan ganjil, bila dilihat lebih seperti semak.

Untuk biji tanaman Indigofera yakni panjang polong 2 cm sampai dengan 3 cm, jumlah polong 4 sampai dengan 17 butir, berat biji (polong) 15 sampai dengan 20 gram per 1.000 benih polong. Indigofera dapat diperbanyak dengan biji maupun stek.

Asal Usul Penyebaran Indigofera di Indonesia

Kata indigo berasal dari bahasa Yunani ‘indikon’ atau dalam bahasa Latin ‘indicum’ yang berarti India atau dari India, mengacu pada sumber indigofera zaman Yunani-Roma. Tumbuhan indigofera ini tersebar luas di daerah tropis, termasuk di Indonesia.

Pada abad ke-18, VOC Belanda memerintahkan pemerintah di Jawa Tengah dan Timor untuk menanam indigofera dengan bibit yang disediakan oleh VOC. Pada tahun 1830, Gubernur Hindia Belanda, Johannes Van Den Bosch menerapkan sistem tanam baru ‘Cultuurstelsel’ yang terinspirasi dari sistem tanam kolonial Inggris.

Perkebunan baru dibuka di wilayah seperti Cirebon dan Pekalongan di Pulau Jawa bagian utara untuk ditanam indigofera, tebu, dan kopi untuk diekspor. Sebagai bagian dari inisiatif ini, Belanda juga memperkenalkan indigofera Natal dan Guatemala di Jawa. Guatimalensis diperkenalkan oleh Belanda pada abad ke-19 dan masih ditanam di daerah Kerek, kecamatan di Tuban, sampai hari ini.

Apa Manfaat Indigofera

Daun indigofera punya beragam manfaat tak hanya untuk manusia, tetapi juga hewan dan lingkungan. Ia bisa menjadi sumber pakan bergizi, salah satu pakan hijau jenis leguminosa mengandung tinggi protein sehingga baik untuk konsumsi hewan ternak.

Tinggi protein dalam daun indigofera bagus untuk penggemukkan ternak. Bahkan, tanaman ini mudah dicerna sehingga akan lebih banyak nutrisi yang diserap dibanding yang terbuang bersama kotoran.

Selain itu, kandungan mineral Indigofera juga sangat ideal terhadap kebutuhan ternak dan bantu pertumbuhan hewan jadi lebih optimal. Daunnya termasuk pakan yang menghasilkan hijauan sepanjang tahun karena tahan terhadap kekeringan.

Berapa Lama Panen Indigofera

Tanaman indigofera termasuk kedalam jenis tanaman yang mudah untuk dibudidayakan. Pasalnya ia mampu hidup dengan subur baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah.

Untuk berapa lama panen indigofera yaitu kurang lebih 2-3 bulan sekali. Dalam proses panen dilakukan dengan pangkas daun dan sisakan bagian batang utama sehingga dapat memudahkan proses panen berikutnya.

Agar pasokan daun pakan tetap terjaga, maka bisa dilakukan penanaman secara interval lebih dekat, sehingga pemanenan bisa dilakukan secara bergiliran.


Tanaman Apa Saja yang Dapat Menghasilkan Warna Indigofera

Daun indigofera yang biasanya digunakan sebagai pakan ternak ternyata memiliki prospek yang sangat baik untuk dijadikan sebagai pewarna tekstil alami.

Pewarna alami dari daun indigofera ini menghasilkan warna biru. Pigmen biru alami ini sangat umum dijumpai di kingdom plantae, terutama dalam bentuk antosianin.

Pigmen ini dapat menghasilkan warna merah, ungu, dan biru seperti yang dapat dijumpai di kulit buah anggur, elderberry, blueberry, dan daun kubis merah.

Budidaya Indigofera

Memiliki manfaat bagi manusia dan hewan ternak, banyak yang tertarik melakukan budidaya indigofera. Mengingat tanaman ini merupakan jenis yang dapat tumbuh di daerah mana saja, mulai dari ketinggian 1 hingga 1800 mdpl.

Terpenting selalu mendapat pancaran sinar matahari yang cukup melimpah, tanaman indigofera bisa tumbuh subur dan berdaun lebat serta berbunga dalam jumlah yang banyak.

Untuk pembibitannya, bisa menggunakan polybag yang ukuran diameternya paling sedikit 8 hingga 10 cm. Polybag ini kemudian diisi media berupa tanah biasa yang subur dan dicampur dengan pupuk kandang.

Baca Juga: Asal-usul Tanaman Indigofera dan Manfaatnya bagi Manusia dan Hewan Ternak
Langka, 'Tanaman Penis' Asal Indonesia Mekar untuk Pertama Kali di Belanda dalam 25 Tahun Terakhir

Apabila menggunakan bibit dari stek, dapat langsung dimasukan dalam polybag. Kemudian bila memilih biji untuk mengembangbiakan indogofera, harus dipilih yang sudah tua kemudian direndam dalam air dingin selama 12 jam.

Usai itu buang biji yang berada di permukaan air karena biji tersebut tidak berkualitas bagus. Setiap polybag bisa dipakai untuk menanam biji sebanyak 4 atau 5 butir.